Kala Bumi Ngamuk ke Netanyahu: Demo Massal-Lempar Sepatu

Jakarta, Tanah Air – Lebih dari 100.000 warga turun ke jalan-jalan ke Berlin pada hari Hari Sabtu (27/9/2025) untuk memprotes dukungan pemerintah Jerman terhadap Israel. Para demonstran menyelenggarakan aksi unjuk rasa besar-besaran, berjalan dari Balai Pusat Kota Berlin menuju Grosser Stern, menyuarakan kemarahan merekan melawan kebijakan pemerintah ke sedang konflik yang digunakan sedang berlangsung.
Aksi ini diorganisir oleh koalisi yang digunakan terdiri dari sekitar 50 kelompok berbeda. Beberapa organisasi ternama yang digunakan turut dan juga di demonstrasi besar ini salah satunya organisasi pro-Palestina, Medico International, serta Amnesty International. Mereka bersatu di dalam bawah tema unjuk rasa “Semua mata tertuju pada Gaza-Hentikan genosida.”
Tuntutan utama dari para pelopor dan juga partisipan aksi adalah “diakhirinya keterlibatan Jerman” pada apa yang tersebut merekan sebut sebagai konflik genosida tanah Israel pada wilayah Palestina. Mereka secara spesifik menyerukan penghentian segera segala bentuk kerja sebanding militer dengan Israel. Seruan ini mencakup tuntutan untuk menghentikan impor, ekspor, juga transit semua jenis senjata juga peralatan militer lainnya.
Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah Jerman untuk tidaklah lagi memfasilitasi perlengkapan militer apa pun yang dimaksud dapat digunakan pada konflik tersebut.
Selain isu militer, para demonstran juga menuntut akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Wilayah Gaza lalu mendesak Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap Tel Aviv. Mereka ingin ada tekanan internasional yang tambahan kuat terhadap negeri Israel sebagai respons melawan tindakan mereka.
Selama aksi unjuk rasa, kerumunan massa meneriakkan slogan-slogan seperti “Bebaskan, bebaskan Palestina” kemudian “Hidup Palestina.” Mereka juga menyebabkan berubah-ubah poster dengan arahan kuat, satu di antaranya “Hentikan genosida pada Gaza,” “Tidak akan pernah lagi untuk semua,” dan juga “Kebebasan untuk Palestina,” sambil mengibarkan bendera Palestina.
Dalam orasinya di dalam hadapan massa, Ketua Partai Kiri, Ines Schwerdtner, menuduh pemerintah Jerman terlibat di kekerasan yang dimaksud terjadi. Ia mengkritisi Kanselir lalu para menteri yang cuma berbicara tanpa bertindak.
“Mereka berbicara tentang ‘alasan negara,’ sementara rumah sakit dihancurkan berubah menjadi puing-puing. Mereka masih diam tentang genosida-dan terlibat pada dalamnya,” ujarnya.
Masyarakat Korea Ngamuk
Sementara itu, di Seoul, Korea Selatan, kemarahan masyarakat diekspresikan melalui aksi simbolis yang digunakan kuat. Dalam sebuah unjuk rasa yang digunakan terekam di video tertanggal 27 September 2025, para demonstran melampiaskan kemarahan mereka itu dengan melemparkan sepatu ke sebuah poster besar bergambar Pertama Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Dalam sejumlah budaya, tindakan melempar sepatu dianggap sebagai salah satu bentuk penghinaan tertinggi, menunjukkan tingkat kemuakan juga penolakan yang digunakan mendalam terhadap figur yang bermetamorfosis menjadi target.
Serangan negeri Israel ke Kawasan Gaza pada waktu ini dipicu serangan milisi gerakan Hamas ke wilayah tanah Israel pada 7 Oktober silam. Dalam serangan terkoordinasi tersebut, timbul kematian sekitar 1.200 khalayak di Israel, sebagian besar adalah warga sipil.
Sebagai balasan melawan serangan tersebut, tanah Israel mendeklarasikan peperangan terhadap gerakan Hamas dan juga melancarkan kampanye militer balasan yang masif pada Jalur Gaza. Serangan balasan ini mencakup bombardir udara besar-besaran yang dimaksud disertai dengan invasi darat. Menurut data dari otoritas kesegaran di Gaza, dampak dari serangan negara Israel selama hampir dua tahun ini sangat menghancurkan.
Hingga akhir September 2025, dilaporkan lebih tinggi dari 65.000 warga Palestina telah lama tewas kemudian tambahan dari 160.000 lainnya mengalami luka-luka. Mayoritas dari korban jiwa dan juga luka adalah perempuan dan juga anak-anak.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Chaos! Polisi Tembak Kerumunan Pengunjuk Rasa-11 Orang Tewas
Sumber: Cnbc