Profil Jarred Dwayne Shaw, Pebasket Mancanegara IBL Terjerat Narkoba Permen

Jarred Dwayne Shaw, pebasket dengan syarat Amerika Serikat yang mana menguatkan Tangerang Hawks di dalam Turnamen Bola Basket Indonesia (IBL), pada saat ini menghadapi ancaman hukuman berat setelahnya ditangkap oleh sebab itu diduga menyelundupkan narkotika ke Indonesia di bentuk permen. Kasus ini tak hanya saja menghancurkan karier profesionalnya, tetapi juga mengguncang dunia olahraga nasional.
Lahir pada 28 September 1990 pada Dallas, Texas, Jarred Shaw memulai karier basketnya dalam Oklahoma State sebelum pindah ke Utah State. Setelah tidak ada terpilih pada NBA Draft 2014, ia berkelana ke berbagai liga internasional, termasuk di dalam Turki, Jepang, Uruguay, dan juga Thailand.
Pada 2022, Shaw bergabung dengan Prawira Bandung juga kemudian pindah ke Satria Muda dengan meraih peringkat juara IBL 2023. Pada musim 2024, ia direkrut oleh Tangerang Hawks dan juga menjadi salah satu pemain asing andalan pasukan tersebut.
Baca Juga: Daftar Pebulu Tangkis Indonesia yang Hengkang dari Pelatnas kemudian Bela Negara Lain
Kronologi Penangkapan
Pada Rabu, 7 Mei 2025, sekitar pukul 21.47 WIB, Satuan Reserse Narkoba Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap Jarred Shaw di tempat lobi Apartemen Casa De Parco, Cisauk, Kota Tangerang. Penangkapan ini merupakan hasil dari penyelidikan terhadap paket mencurigakan yang tersebut dikirim dari Thailand kemudian ditujukan ke apartemen tersebut.
Paket yang dimaksud berisi 132 permen berlabel Vita Bite yang dimaksud mengandung narkotika golongan I jenis Delta-9 THC (tetrahydrocannabinol) dengan berat bruto 869 gram. Untuk mengelabui petugas, permen yang dimaksud dikemas menyerupai vitamin. Paket dikirim melawan nama Jitnarec Konchinda dari Bangkok, Thailand, lalu ditujukan terhadap penerima berinisial IM. Namun, penyelidikan lebih besar lanjut mengarah pada Jarred Shaw sebagai penerima sebenarnya.
Dalam rekaman video penangkapan, Jarred terlihat mengenakan kaus serta celana pendek berwarna hitam dan juga terdengar berteriak “help… help” pada waktu diamankan oleh petugas. Ia sempat melawan serta memacu petugas sebelum akhirnya berhasil ditangkap. Setelah penangkapan, Jarred mengakui bahwa ia berencana membagikan permen ganja yang dimaksud untuk sesama atlet basket dalam Indonesia. Pengakuan ini mengakibatkan perasaan khawatir akan peluang penyebaran narkoba di tempat kalangan atlet profesional kemudian menyoroti perlunya pengawasan tambahan ketat terhadap aktivitas atlet asing di tempat Indonesia.
Baca Juga: Nita/Amri Sikat Unggulan 4 China, Tembus Perempat Final Thailand Open 2025
Respon kemudian Tindakan Tegas Perbasi Serta IBL
Menanggapi tindakan hukum ini, Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) juga Turnamen Bola Basket Indonesia (IBL) mengambil langkah tegas dengan memasukkan nama Jarred Dwayne Shaw ke pada daftar hitam. Artinya, Shaw dilarang untuk bermain kemudian beraktivitas kembali pada lingkungan IBL maupun kegiatan yang berada di tempat bawah naungan Perbasi.
Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono, menegaskan bahwa pihaknya bukan akan memberikan toleransi terhadap pelanggaran hukum, khususnya yang mana berkaitan dengan narkotika. Ia juga menyatakan bahwa Perbasi akan menyerahkan sepenuhnya proses hukum terhadap pihak kepolisian dan juga tidak ada akan menghalangi langkah penegak hukum di menjerat Shaw.
Jarred Dwayne Shaw sekarang menghadapi ancaman hukuman berat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Jarred dijerat pasal berlapis meliputi pasal 114 ayat (2) subsider pasal 113 ayat (2) tambahan subsider pasal 112 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap orang yang dimaksud mengimpor narkotika golongan I di jumlah agregat melebihi 5 gram dapat dikenai hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara paling singkat 5 tahun juga paling lama 20 tahun. Dengan barang bukti seberat 869 gram, Jarred berpotensi menghadapi hukuman maksimal.
Kasus ini memberikan dampak signifikan terhadap citra dunia olahraga Indonesia, khususnya bola basket. Keterlibatan atlet asing pada perkara narkoba memunculkan pertanyaan mengenai proses seleksi kemudian pengawasan terhadap pemain asing yang berkompetisi dalam liga nasional. Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi klub-klub serta federasi olahraga untuk lebih lanjut berhati-hati di merekrut juga memantau aktivitas pemain asing.
M/G Alya Ramadhanty Vardiansyah