organisasi Hamas bebaskan 4 tentara wanita tanah Israel sesuai kesepakatan
Wilayah Gaza City, Palestina – Grup pejuang Palestina, Hamas, menyerahkan empat tentara wanita negeri Israel pada Hari Sabtu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Daerah Gaza lalu pertukaran tahanan dengan Israel.
Keempat tentara yang mana dibebaskan itu, mengenakan seragam militer Israel, tersenyum juga melambaikan tangan pada melawan panggung di area Lapangan Palestina, Pusat Kota Gaza, ketika merekan diserahkan terhadap perwakilan Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Tentara negeri Israel melakukan konfirmasi bahwa keempat tentara itu sudah diserahkan untuk pasukannya di dalam Kawasan Gaza sebelum dipindahkan ke Israel.
Militer menyatakan bahwa keempat tentara itu diperiksa oleh dokter juga di kondisi fisik yang digunakan relatif baik.
“Kondisi medis mereka normal, tanpa temuan yang digunakan memerlukan intervensi medis khusus pada lokasi,” kata pejabat militer.
Ribuan warga Palestina berkumpul pada Lapangan Palestina untuk menyaksikan serah terima keempat tentara Israel, termasuk puluhan pejuang dari sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam.
Keempat tentara negeri Israel yang namanya diajukan oleh organisasi Hamas pada hari terakhir pekan adalah Liri Albag (19), Daniella Gilboa (20), Karina Ariev (20), serta Naama Levy (20). Mereka merupakan anggota unit pengawasan militer negara Israel dalam pangkalan Nahal Oz.
Selama proses serah terima, perwakilan ICRC naik ke panggung untuk mengesahkan dokumen sebelum pembebasan keempat tentara tersebut.
Juru bicara tentara Israel, Daniel Hagari, mengumumkan serah terima keempat tentara perempuan itu sebagai “tindakan propaganda.”
“Misi ini bukan akan selesai sampai semua orang kembali ke Israel,” tambahnya.
Sebanyak 200 tahanan Palestina dijadwalkan dibebaskan sebagai imbalan melawan empat tentara tanah Israel tersebut.
Tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata Wilayah Gaza selama enam pekan mulai berlaku pada 19 Januari, yang menghentikan pertempuran genosida negeri Israel yang dimaksud telah dilakukan menewaskan hampir 47.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan kemudian anak-anak, dan juga melukai tambahan dari 111.400 orang sejak 7 Oktober 2023.
Kesepakatan gencatan senjata tiga tahap ini mencakup pertukaran tahanan lalu ketenangan yang digunakan berkelanjutan, dengan tujuan mencapai gencatan senjata permanen dan juga pengunduran pasukan tanah Israel dari Gaza.
Serangan negara Israel telah dilakukan menyebabkan lebih lanjut dari 11.000 orang hilang, kehancuran besar-besaran, dan juga krisis kemanusiaan yang dimaksud telah dilakukan merenggut banyak nyawa, khususnya lansia kemudian anak-anak, pada salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang tersebut pernah terjadi.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas tanah Israel Benjamin Netanyahu serta mantan kepala pertahanan Yoav Gallant berhadapan dengan kejahatan konflik kemudian kejahatan terhadap kemanusiaan dalam Gaza.
Israel juga menghadapi perkara genosida dalam Mahkamah Internasional berhadapan dengan konflik yang dilakukannya di area wilayah tersebut.
Sumber: Anadolu