Blog

Yayasan IJMI Dukung Penyelamatan 12 WNI dari Myanmar

Jakarta – Yayasan Integritas Justitia Madani Indonesia (IJMI) melakukan konfirmasi menggalang Indonesia pada upaya penyelamatan 12 WNI yang digunakan menjadi korban perdagangan manusia. Bantuan itu Yayasan IJMI lakukan melalui mitra IJM Thailand. 

“Kami sangat mengapresiasi kerja serupa yang dimaksud luar biasa antara otoritas Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, IJM Thailand, juga otoritas Thailand pada menyelamatkan 12 WNI,” kata Direktur Eksekutif Yayasan IJMI, Try Harysantoso, pada keterangan tertulisnya, Kamis, 17 Oktober 2024.

Try menyampaikan langkah ini merupakan bagian dari upaya bersatu melindungi dan juga memulihkan hak-hak WNI yang dimaksud terjebak pada kondisi kerja paksa juga perbudakan modern. Dia juga menjamin akan memberikan pendampingan bagi para WNI yang mana menjadi korban. 

“Kami akan terus berikrar memerangi perdagangan manusia dan juga memverifikasi para korban mendapatkan pendampingan selama dalam Thailand supaya para korban tetap saja terlindungi kemudian mendapat hak-haknya,” ujarnya. 

Try mengumumkan setidaknya ada beberapa jumlah langkah strategis untuk menggalang pembebasan WNI tersebut, yakni menyampaikan informasi tentang korban dan juga keluarga korban; koordinasi sama-sama IJM Thailand untuk dukungan identifikasi korban; serta melapor ke Kementerian Luar Negeri dan juga IJM Thailand. 

Yayasan IJMI secara proaktif memberikan kabar terbaru serta notifikasi terhadap IJM Thailand mengenai profil lalu kondisi 12 WNI yang tersebut menjadi korban perdagangan manusia juga perbudakan modern dengan harapan langkah-langkah penyelamatan dapat segera diambil. Bersama Kementerian Luar Negeri dan juga IJM Thailand, Yayasan IJMI turut mengkoordinasikan pergerakan korban sekaligus meyakinkan keamanan dan juga keselamatan merek selama proses pemindahan dari lokasi berbahaya ke tempat pemeliharaan yang digunakan tambahan aman.

Try menjelaskan pihaknya terus memonitor laporan perlakuan penyiksaan kemudian tindakan tak manusiawi yang mana dialami oleh para korban selama merekan berada pada jaringan perdagangan manusia. Data ini akan digunakan untuk memberikan dukungan hukum dan juga psikologis lebih besar lanjut. Bantuan juga diberikan terhadap keluarga korban yang mana ada dalam Indonesia, menjamin mereka mendapatkan informasi yang digunakan jelas, juga memperkuat secara psikologis selama proses penyelamatan. Adapun proses pemulangan 12 korban ke Indonesia akan dijalankan sesuai dengan prosedur pemulangan yang mana ditetapkan oleh otoritas pemerintah Thailand. 

Sejak berdiri pada 3 Maret 2023, Yayasan IJMI mencatatkan telah dilakukan menyelamatkan dan juga mendampingi para penyintas perdagangan manusia dan juga perbudakan modern dari berbagai wilayah dalam Asia seperti Kamboja, Myanmar, Malaysia, Filipina, Thailand serta lainnya sehingga merekan mendapat hak-hak dia selama proses berlangsung. Total, 116 korban menerima dukungan dari Yayasan IJMI, 58 orang berhasil diselamatkan, dan juga 9 orang dituduh sudah mendapat hukuman berhadapan dengan perbuatan mereka. 

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri membebaskan 12 WNI yang mana terindikasi menjadi korban penyekapan di dalam wilayah konflik Mywaddy, Myanmar. Pembebasan itu dijalankan lewat koordinasi antara Kementerian Luar Negeri RI dengan Yangon kemudian KBRI Bangkok. Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan ke-12 WNI itu telah terjadi menyeberang dari Myanmar ke Thailand pada Selasa, 15 Oktober 2024, waktu setempat. Selanjutnya, merekan akan menjalani proses keimigrasian pada Thailand sesuai peraturan yang tersebut berlaku

Kementerian Luar Negeri RI mengungkap para korban berangkat ke Thailand di kurun waktu Maret hingga Juli 2024 pasca dijanjikan pekerjaan di area Thailand. Namun, merekan mengaku disekap dan juga dipaksa bekerja sebagai online scammer dan juga judi online juga mengalami kekerasan fisik. Bukan semata-mata itu, ke-12 WNI itu kesulitan berbicara oleh sebab itu telepon genggamnya ditahan, namun beberapa diantaranya sempat menyampaikan posisinya setelahnya berhasil mengomunikasikan dengan KBRI Yangon.

Pilihan editor: Perang Gaza, Pertumbuhan Bisnis Starbucks Indonesia Perlahan Membaik

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di area Google News, klik di sini

Related Articles

Back to top button