Telkomsel Cari Bibit Master Catur Lewat Turnamen Nasional, Pendidikan Krusial atau Jualan Paket Data?

JAKARTA – Di sedang hiruk pikuk prestasi olahraga fisik, catur seringkali menjadi anak tiri. Padahal, pada berhadapan dengan papan 64 kotak itu, terjadi pertarungan mental yang mana sengit; sebuah medan peperangan yang tersebut mengasah strategi, kesabaran, kemudian kemampuan mengambil tindakan di area bawah tekanan. Inilah bentuk kecerdasan yang seringkali terabaikan, yang saat ini coba diangkat ke panggung nasional oleh raksasa telekomunikasi, Telkomsel.
Melalui sistem edukasinya, Ilmupedia, Telkomsel mengatur Chessnation 2025, sebuah kompetisi catur daring berskala nasional. Dengan slogan mulia “Pintar Itu Beragam”, perusahaan ini seolah ingin menegaskan bahwa menjadi pintar tak melulu masalah peringkat dalam kelas, tapi juga mengenai kelihaian menggerakkan bidak raja juga ratu.
Ajang ini membuka pintu bagi siapa saja, dari anak-anak di area pelosok Aceh hingga orang dewasa pada Papua, untuk bertarung bersaing untuk peringkat juara lalu total hadiah puluhan jt rupiah.
Peluang Emas dari Balik Layar Gawai

Bagi para talenta catur tersembunyi, Chessnation 2025 adalah kesempatan emas. Kompetisi ini meniadakan batasan geografis serta biaya perjalanan yang mana mahal di area fase awal. Siapa pun bisa jadi berlaga dari rumah masing-masing, bermodalkan gawai lalu koneksi internet.
Perjalanan para partisipan akan mencapai puncaknya bagi empat finalis terbaik. Mereka akan diterbangkan ke Ibukota Indonesia pada September 2025, dengan seluruh biaya transportasi kemudian akomodasi ditanggung, untuk bertarung secara secara langsung di area sesi final. Ini adalah adalah sebuah mimpi yang tersebut menjadi nyata bagi sejumlah pecatur daerah.