Blog

Viral Sosok Pengemis Terkaya, Punya Rp15 Miliar lalu Senang Sedekah

Jakarta, CNBC Indonesia – Di kota Mumbai, India yang mana sibuk dengan setelah itu lalang penduduk juga kendaraaan, pengguna jalan dapat dengan ringan mengamati pengemis. Mereka meminta-minta dalam jalan raya, memohon belas kasihan dari penduduk lain.

Siapa sangka, dari beberapa jumlah pengemis yang dimaksud bernampilan kumal, ada satu penduduk yang menjadikan mengemis sebagai profesi menguntungkan. Dia adalah Bharat Jain, orang yang tersebut mendeklarasikan diri sebagai pengemis terkaya di dunia. Bagaimana kisah hidupnya?

Perjalanan hidup Bharat Jain terbilang luar biasa. Terlahir dari keluarga dengan situasi dunia usaha terbatas, ia tidak ada sempat menempuh institusi belajar formal. Keterbatasan itu membuatnya sulit memperoleh pekerjaan tetap. Meski begitu, Jain justru berhasil mengubah nasib dirinya kemudian keluarganya lewat profesi yang tak lazim, menjadi pengemis.

Penghasilan harian dari mengemis

Dilaporkan Financial Express, selama lebih tinggi dari 40 tahun, Jain mengandalkan mengemis sebagai sumber pendapatan utamanya. Penghasilan hariannya berkisar antara ₹2.000 hingga ₹2.500 atau sekitar (Rp375.000 hingga Rp450.000), tergantung area kemudian kemurahan hati pemukim yang dimaksud lewat. Bekerja 10 hingga 12 jam sehari tanpa istirahat, Jain telah terjadi memulai pembangunan rutinitas yang tersebut menghasilkan kembali pendapatan bulanan hingga ₹75.000 atau sekitar Rp14 juta. Kesuksesannya dalam mengemis menciptakan ia bisa saja menjalani keberadaan yang tersebut relatif mewah dibandingkan kebanyakan pengemis lainnya.

Bharat Jain diperkirakan berhasil mengoleksi totak kekayaan dari Rs 7,5 crore atau sekitar Rp15 miliar.

Selama bertahun-tahun bekerja sebagai pengemis, Bharat Jain mampu mengakumulasi sejumlah uang untuk membeli bervariasi barang juga aset. Ia miliki apartemen dua kamar tidur ke Mumbai kemudian mempunyai dua toko yang mana ia sewakan.

Kedua putranya, yang mana bersekolah pada sekolah bergengsi, sudah menyelesaikan sekolah merek lalu pada saat ini berkontribusi pada kegiatan bisnis keluarga. Keluarga Jain mengurus toko alat tulis, yang semakin menambah pendapatan mereka.

Meskipun sukses secara finansial, keluarga Jain tiada terus-menerus menggalang pilihannya untuk terus mengemis. Namun, ia terus teguh pada keputusannya, “Saya senang mengemis, lalu saya tidak ada ingin berhenti,” ungkapnya, diambil Economic Times.

Senang bersedekah

Pendekatan Jain di mengemis terbilang unik, oleh sebab itu ia menegaskan bahwa ia mengemis bukanlah oleh sebab itu terpaksa, melainkan dikarenakan pilihan.

“Saya tiada serakah. Saya terjangkau hati,” ujar Jain pada sebuah wawancara dengan Economic Times.

“Saya menyumbangkan uang ke kuil juga lembaga amal.”

Tindakan filantropisnya menunjukkan kontras antara profesinya yang mengemis juga kekayaannya yang sesungguhnya. Terlepas dari kekayaan yang telah lama dikumpulkannya, Jain terus mengemis, menganggapnya sebagai bagian dari gaya hidupnya, alih-alih sebagai tindakan putus asa.

Related Articles

Back to top button