Toyota Siap Akuisisi Neta untuk Memperkuat Pasar China

JAKARTA – Toyota dikabarkan berencana mengakuisisi Neta Auto yang digunakan pada waktu ini sedang pada permasalahan finansial. Ini adalah menjadi langkah strategis mereka untuk meningkatkan kekuatan peluncuran merekan di dalam China dengan memasarkan kendaraan listrik. Strategi ini juga dapat memberi dampak besar pada pengembangan kendaraan listrik Toyota dalam masa depan.
Melansir Carnewschina, Neta Auto didirikan pada 2014 oleh Hozon New Energy Auto, kemudian mengalami krisis finansial sejak 2024. Kondisi ini menciptakan merek menghentikan proses produksi kemudian PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal. Saat ini, merek dikabarkan sedang mencoba keras mencari pemodal untuk memperbaiki kondisi internal.
Pada 10 Februari 2025, Neta mengungkapkan rencana pendanaan E-roud yang tersebut gagal melibatkan 552-621 jt dolar AS. Penanam Modal utama, yang tersebut didukung dana negara BRICS, menjanjikan 3 miliar yuan (414 jt dolar AS). Pendanaan itu bergantung pada dimulainya kembali produksi juga pengamanan pembangunan ekonomi yang dimaksud sesuai, tapi keduanya tak terwujud.
Untuk melancarkan pendanaan, Neta membuka kembali pabrik pada Tongxiang, pada awal Januari, produksi bukan pernah dilanjutkan lantaran kekurangan suku cadang yang mana parah. Kegagalan ini menyebabkan penanam modal menarik diri, yang tersebut pada dasarnya membatalkan kesepakatan.
Pada awal 2025, usulan kepemilikan saham sebesar 50 persen belaka dengan harga jual 3 miliar yuan (414 jt dolar AS) memangkas valuasi perusahaan menjadi 6 miliar yuan (828 jt dolar AS), artinya ada penurunan sebesar 80 persen. Hal ini menciptakan marah para pemodal awal dan juga yang mana didukung negara, termasuk 360 Security Technology, yang dimaksud pendirinya, Zhou Hongyi, menarik pembangunan ekonomi lanjutan sebesar 138 jt dolar Amerika Serikat yang dimaksud dijanjikan.
Kepercayaan pemodal terhadap manajemen Neta sejak ketika itu memburuk. Secara finansial, Neta telah terjadi membukukan kerugian kumulatif sebesar 18,3 miliar yuan (2,53 miliar dolar AS) selama tiga tahun lalu berutang terhadap pemasok sebesar 6 miliar yuan (828 jt dolar AS).
Perusahaan mengusulkan untuk mengubah 70 persen utang pemasok menjadi ekuitas kemudian membayar sisanya secara mencicil, dengan peringatan keras bahwa perusahaan dapat gagal bayar upah serta asuransi sosial tanpa modal baru. Jika Neta bangkrut, penanam modal pemerintah akan diprioritaskan pada pembayaran utang, sehingga pemasok berada di risiko.
Meskipun terjadi kekacauan, Neta masih mempertahankan beberapa nilai teknologi dan juga pasar. Pada 26 Maret, perusahaan ini memperoleh perjanjian utang-untuk-ekuitas senilai 2 miliar yuan (276 jt dolar AS) dengan 134 pemasok utama lalu menerima dukungan finansial dari lembaga-lembaga Thailand kemudian Solotech dari Hong Kong.
Jika kesepakatan ini berlanjut, Toyota dapat memanfaatkan aset Neta juga pengetahuan lokalnya untuk mempercepat peluncuran kendaraan listriknya dalam China. Namun, Direktur Komunikasi Merek Toyota China, Xu Yiming, membantah rumor yang dimaksud dengan mengatakan, “Kami belum mendengar apa pun tentang ini!”
r