TEKNOLOGI

Lebih Dulu Bumi atau Matahari? Hal ini Penerangan Menurut Sains

JAKARTA – Pertanyaan “mana yang tambahan dulu tercipta, Bumi atau Matahari?” sudah memicu perdebatan panjang, baik di sains maupun teologi. Secara ilmiah, jawabannya jelas berdasarkan teori kosmologi modern.

Sebagai dua objek langit yang sangat penting bagi keberadaan di dalam planet ini, memahami urutan pembentukan keduanya tiada semata-mata menarik dari sisi ilmiah, tetapi juga membantu kita memahami asal-usul tata surya secara keseluruhan.

Matahari sebagai pusat tata surya memegang peranan vital di menjaga kestabilan orbit planet-planet, termasuk Bumi.

Namun, sejumlah yang tersebut masih penasaran apakah Bumi tercipta terlebih dahulu lalu disusul oleh Matahari, atau sebaliknya? Pertanyaan ini membutuhkan penelusuran berdasarkan ilmu astronomi serta kosmologi modern.

Matahari Tercipta Lebih Dahulu Menurut Sains

Menurut penelitian astronomi terkini yang tersebut dirilis oleh NASA juga lembaga antariksa terkemuka dunia, Matahari terbentuk lebih banyak dahulu daripada Bumi. Proses kelahiran tata surya kita dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang tersebut lalu ketika sebuah awan molekul raksasa mengalami keruntuhan gravitasi.

Pusat awan ini kemudian membentuk protobintang yang mana akhirnya menjadi Matahari kita, sementara materi di area sekitarnya membentuk cakram protoplanet.

Proses pembentukan Matahari sendiri merupakan fenomena yang digunakan menakjubkan. Awan gas hidrogen yang digunakan sangat besar perlahan-lahan memadat akibat gaya gravitasinya sendiri, menciptakan tekanan kemudian suhu yang sangat tinggi di dalam intinya.

Ketika suhu mencapai sekitar 15 jt derajat Celcius, reaksi fusi nuklir pun dimulai lalu Matahari pun “menyala” sebagai bintang sejati. Peristiwa penting ini terjadi sekitar 50-100 jt tahun sebelum Bumi mulai terbentuk dari akresi materi di tempat cakram protoplanet.

Jadi, Bumi bukanlah terbentuk secara bersamaan dengan Matahari, melainkan sebagai hasil lanjutan dari proses pembentukan tata surya. Karena itu, secara urutan waktu, Matahari memang benar lebih banyak dulu ada dibandingkan Bumi kemudian planet-planet lainnya.

Bukti-bukti ilmiah yang dimaksud mengupayakan urutan pembentukan ini sangat kuat. Analisis terhadap batuan Siklus yang digunakan dibawa oleh misi Apollo juga meteorit purba yang digunakan jatuh ke Bumi menunjukkan usia yang digunakan konsisten dengan timeline ini.

Batu tertua yang dimaksud ditemukan di tempat Bumi berusia sekitar 4,4 miliar tahun, lebih banyak muda dari perkiraan usia Matahari. Selain itu, penelitian terhadap bintang-bintang muda di area nebula Orion yang mana dilaksanakan menggunakan Teleskop Hubble semakin menguatkan pemahaman kita tentang proses pembentukan sistem bintang dan juga planet.

Dalam konteks keagamaan atau kepercayaan, mungkin saja ada pandangan berbeda tentang penciptaan alam semesta. Namun pada ranah sains, metode ilmiah yang mana digunakan mengarah pada kesimpulan bahwa Matahari lebih banyak dahulu terbentuk.

Baca Juga: Bumi Bakal Terbakar Matahari, Elon Musk Ngotot Pindahkan Individu ke Mars

Menariknya, keberadaan Matahari justru menjadi faktor kunci yang tersebut memungkinkan terbentuknya planet-planet. Gaya gravitasi dari Matahari menjaga agar planet-planet masih pada orbitnya juga tiada tercerai-berai pada ruang angkasa. Tenaga dari Matahari juga memungkinkan proses-proses kimia kemudian fisika yang mana membentuk atmosfer kemudian hidup pada Bumi.

Dengan demikian, bisa saja dikatakan bahwa pembentukan Matahari adalah awal dari terbentuknya sistem tata surya, termasuk Bumi. Tanpa Matahari, planet kita kemungkinan besar tidaklah akan pernah terbentuk, atau setidaknya tidaklah di keadaan yang layak huni.

Related Articles

Back to top button