Microsoft Disebut Menunda Pembangunan Fakta Center Secara Global, Ibukota Ikut Terdampak?

JAKARTA – Raksasa komputasi awan Microsoft mengaku telah terjadi menghentikan atau menunda pembicaraan untuk proyek pusat data di area Indonesia, Inggris, dan juga Australia, dan juga Illinois, North Dakota, serta Wisconsin di area AS. Demikian laporan Bloomberg.
Saat ini Microsoft mengaku menunda atau memperlambat rencana pengerjaan pusat data secara global. Analis TD Cowen pertama kali melaporkan bahwa perusahaan telah dilakukan menarik diri dari sekitar 200MW perjanjian sewa pusat data pada Februari tahun ini.
Beberapa minggu kemudian, pialang memperluasnya menjadi 2GW proyek pusat data di tempat seluruh Negeri Paman Sam juga Eropa.
Laporan Bloomberg terbaru menunjukkan penundaan itu sekarang telah lama meluas ke wilayah APAC juga.
Menanggapi laporan tersebut, Microsoft secara konsisten menyatakan: “Berkat penanaman modal signifikan yang tersebut telah terjadi kami lakukan hingga ketika ini, kami berada pada kedudukan yang tersebut baik untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hanya tahun lalu, kami menambahkan lebih tinggi banyak kapasitas daripada tahun sebelumnya. Meskipun kami dapat secara strategis mengatur kecepatan atau menyesuaikan infrastruktur kami di tempat beberapa area, kami akan terus bertambah dengan kuat pada semua wilayah. Hal ini memungkinkan kami untuk berinvestasi kemudian mengalokasikan sumber daya ke area pertumbuhan untuk masa depan kami. Rencana kami untuk membelanjakan tambahan dari USD80 miliar (Rp1.255 triliun) untuk infrastruktur pada tahun fiskal ini masih sesuai jalur oleh sebab itu kami terus bertambah pada kecepatan rekor untuk memenuhi permintaan pelanggan.”
Di Inggris, Microsoft dilaporkan menarik diri dari negosiasi untuk menyewa ruang antara London lalu Cambridge di tempat pusat data yang tersebut menurut Bloomberg “dipasarkan sebab kemampuannya untuk menampung chip Nvidia canggih.”
Perusahaan juga dilaporkan sedang bernegosiasi dengan Ada Infrastructure untuk menyewa ruang di area pusat data 210MW-nya di tempat London Docklands, tetapi gagal berazam pada proyek tersebut. Negosiasi sama dibatalkan untuk pusat data pada dekat Chicago dalam AS.
Di sisi konstruksi, Microsoft dikatakan telah lama menghentikan pekerjaan di area Ibukota Indonesia kemudian perluasan kompleks pusat data Mount Pleasant di tempat Wisconsin. Menurut Bloomberg, enam bulan pertama proyek konstruksi di dalam situs Mount Pleasant menciptakan penanaman modal senilai USD262 jt (sekitar Rupiah 4,1 triliun), yang dimaksud mana USD40 jt (Rp 627 miliar) digunakan untuk beton saja. DCD melaporkan pada bulan Januari bahwa beberapa pekerjaan pada situs yang disebutkan telah terjadi dihentikan.
Perusahaan mengungkapkan untuk Bloomberg bahwa merekan masih “berkomitmen” pada situs Wisconsin, yang akan online tahun depan, dan juga bahwa pusat data DKI Jakarta untuk wilayah cloud Indonesia Central tetap saja sesuai jalur untuk ditayangkan pada kuartal kedua tahun 2025.
Sebelumnya, Microsoft berazam untuk berinvestasi sebesar USD1,7 miliar atau sekitar Rp27,6 triliun pada Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur cloud juga kecerdasan buatan (AI). Penanaman Modal ini akan diadakan selama empat tahun ke depan.
Tujuan pembangunan ekonomi :
– Membangun fondasi untuk perubahan struktural AI
– Memfasilitasi pengembangan keterampilan Teknologi AI bagi 840 ribu orang
– Membangun pusat data pertama Microsoft pada Indonesia
– Mengoptimalkan peluang Teknologi AI untuk menjadikan Indonesia sebagai negara kegiatan ekonomi digital
– Memastikan Teknologi AI berfungsiuntukkebaikan