OLAHRAGA

Soal Laporkan Suswono ke Polisi, GP Ansor Sebut Sejumlah Kiai Tak Setuju

Jakarta – Pengurus Wilayah Pergerakan Pemuda atau GP Ansor DKI Ibukota Indonesia terus melanjutkan proses pelaporan dugaan penistaan agama terhadap calon perwakilan gubernur nomor urut 1 Suswono. GP Ansor DKI berencana melaporkan Suswono ke Polda Metro Jaya pada Rabu, 5 November 2024.

“Untuk laporan kami berencana pada hari Rabu atau Kamis. Tapi masih ada beberapa kiai yang tersebut belum setuju, jadi kami sedang berupaya mendapatkan lampu hijau menjauhi hari pelaporan besok,” kata Sekretaris GP Ansor DKI Jakarta, Sulton Mu’minah, ketika ditemui Tempo dalam Lebak Bulus, Ibukota Indonesia Selatan, Ahad, 3 November 2024.

Sulthon enggan menyampaikan siapa sekadar kiai yang belum memberi restu untuk melaporkan Suswono. Adapun masalah persetujuan para kiai, disebut Sulthon sudah pernah menjadi budaya GP Ansor juga Nahdlatul Ulama pada mengambil keputusan. Maka itu, hingga sekarang ini beliau belum memasukan laporan Suswono ke polisi.

“Kami agendakan secara internal untuk mendapat persetujuan ini, lantaran ada beberapa kiai yang masih pada konfirmasi. Rencananya kami mau melapor para Rabu atau Kamis. Untuk kepastiannya akan kami kabari pada Selasa, apakah jadi dilanjutkan atau tidak,” ucap Sulthon.

Sulthon juga berharap polisi menerima laporan GP Ansor terhadap Suswono ini. Dia mewanti-wanti untuk tidak ada dialihkan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Sebab, kata dia, GP Ansor melaporkan Suswono berhadapan dengan dasar dugaan penistaan agama, tidak pelanggaran Pemilu.

“Kalau laporan sudah ada kami masukan ke polisi, harapan kami jangan sampai laporan ini ditolak atau dialihkan ke Bawaslu Jakarta. Sebab kami melapor di rangka penistaan agama, seharusnya diproses dulu pada polisi bagaimana hasilnya,” ucap Sulthon.

Adapun persoalan hukum Suswono ini, berkaitan dengan guyonan yang disampaikannya pada waktu mengunjungi program ormas Bang Japar dalam Gedung Nyi Ageng Serang, Ibukota Indonesia Selatan, pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Suswono menceritakan acara Kartu Anak Yatim. Namun, para orang tua tunggal, khususnya dari kalangan ibu-ibu mempertanyakan kegiatan kesejahteraan serupa. “Kemarin ada yang dimaksud nyeletuk, ‘Pak ada Kartu Janda, nggak?’,” kata Suswono.

Ia pun menyampaikan acara kesejahteraan sosial yang tersebut diusung oleh paslon RIDO akan menyentuh semua kalangan, termasuk para janda yang tersebut miskin. Lalu direspons, bagaimana dengan janda kaya. Suswono pun menyampaikan agar janda kaya menikahi pemuda menganggur.

Ia menggambarkan kisah Nabi Muhammad yang mana menikah dengan Siti Khadijah. “Setuju ya? Coba ingat Khadijah. Tahu Khadijah? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi (Muhammad) waktu itu belum jadi Nabi, masih 25 tahun. Pemuda kan? Nah, itu contoh (janda) kaya begitu,” ujar Suswono.

Pernyataan Suswono yang mana mengakibatkan nabi pada kampanye ini menyulut atensi rakyat lalu viral. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini pun segera memohon maaf melalui unggahan media sosial pribadinya dan juga siaran pers. Namun, permintaan maaf Suswono ini masih dianggap belum cukup oleh GP Ansor DKI Jakarta, dan juga mereka itu masih ingin melanjutkan laporannya ke polisi.

Related Articles

Back to top button