Simfoni Alam lalu Otomotif: Misi Mulia Jetour Selamatkan Sang Raja Kecepatan dari Kepunahan!

SHANGHAI – Di sedang gemuruh roda dan juga deru mesin, aliansi tak terduga terjalin. Jetour, pabrikan otomotif China dengan strategi “Travel+” yang dimaksud unik, punya misi mulia untuk melindungi cheetah dengan menggandeng Cheetah Conservation Fund (CCF). Mereka menjaga agar hewan darat tercepat di area dunia itu tidaklah terperosok di jurang kepunahan yang digunakan semakin menganga.

Lobi Hotel The Grand Halls, Shanghai, Selasa (22/4) malam, berubah bak sebuah savana di tempat Afrika. Terutama, akibat mobil Jetour T2 yang dibalut gambar cheetah tampil gagah pada tengah-tengah lobi. Ada apa?
Dunia mengenal cheetah sebagai simbol kecepatan dan juga keanggunan. Namun, di dalam balik citra memukau itu, tersembunyi kenyataan pahit. Populasi liar sang raja kecepatan ini terus menyusut dengan mengkhawatirkan.
Kurang dari 7.500 individu yang tersisa pada bumi. Hal ini hitungan yang mencengangkan mengingat peran vital dia di ekosistem.
Studi bahkan menunjukkan bahwa habitat cheetah telah dilakukan terkikis hingga 91% dari luas historisnya, tergerus oleh alih fungsi lahan, konflik dengan manusia, serta perdagangan satwa liar ilegal yang tersebut keji.

Harapan terakhir cheetah liar bertumpu pada segelintir negara di area Afrika bagian selatan (Namibia juga Botswana) juga Afrika bagian timur (Kenya dan juga Tanzania). Lebih dari dua pertiga populasi yang tersisa—sebagian besar berjumlah kurang dari 100 individu—berada di area ambang kepunahan, terancam lenyap dari muka bumi.
Namibia, yang mana dijuluki “Ibu Daerah Perkotaan Cheetah Dunia,” memikul beban berat di upaya penyelamatan spesies ikonik ini.
Di sedang komitmennya untuk ekspansi global, Jetour mengusung strategi “Travel+” yang tersebut melampaui sekadar pemasaran kendaraan. Filosofi ini merangkul pengembangan kegiatan ekonomi regional juga pelestarian lingkungan alam dan juga warisan budaya yang tersebut terkait erat dengan perjalanan.
Pada 2024, Jetour berkolaborasi dengan Discovery Channel, menimbulkan film dokumenter tentang situasi genting cheetah dalam Namibia. Film dokumenter itu bertajuk “Return of the Cheetah,” mengambil latar padang rumput Namibia yang dimaksud luas, diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat serta mengundang lebih besar banyak orang untuk berpartisipasi pada inisiatif “Melindungi Cheetah” secara global.
Aliansi Penyelamat: Jetour Bergandengan Tangan dengan CCF

Cheetah Conservation Fund (CCF), yang tersebut didirikan dalam Namibia pada 1990, sudah pernah menjadi garda terdepan pada upaya konservasi cheetah global. Di bawah kepemimpinan Dr. Laurie Marker, CCF diakui sebagai otoritas dunia pada penelitian lalu proteksi cheetah.
Pada April 2024, Jetour memulai dialog dengan Dr. Marker, lalu dengan cepat terjalinlah kerja sebanding di inisiatif global untuk menyelamatkan sang predator anggun ini.