Simak! Begini Tantangan Pengembangunan Penangkapan Ikan Terukur

Jakarta – Kementerian Kelautan juga Perikanan sedang menjalankan inisiatif penangkapan ikan terukur. Inisiatif ini mencakup pengawasan penangkapan ikan, pengaturan musim penangkapan, pembentukan kawasan konservasi, juga pemulihan lingkungan yang rusak berdasarkan kuota penangkapan ikan.
Menteri Kelautan serta Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkap bahwa pengembangan penangkapan ikan terukur dihadapkan bermacam tantangan, yakni keberlanjutan. Dalam hal ini calon konsumen mulai sadar akan penangkapan yang tersebut ramah lingkungan.
“Satu contoh ini baru-baru ini kita dapat surat dari salah satu lingkungan ekonomi kita di dalam Amerika mengenai rajungan. Jadi merek minta bahwa rajungan yang mana dijual ke Amerika harus miliki sertifikasi bahwa penangkapannya dengan alat-alat tangkap yang tersebut ramah lingkungan,” terang beliau pada inisiatif World Food Day, Hari Jumat (24/10/2025).
Menurut Trenggono hal ini tak pernah berjalan sebelumnya. Di mana pangsa atau konsumen tiada memperhatikan cara dan juga metode penangkapan ikan dari nelayan selaku produsen.
“Dia (konsumen) udah mulai lihat nih artinya ia lihat juga bahwa penangkapannya ini metode benar apa enggak,” terang dia.
Di sisi lain, pihaknya dihadapkan kendala di meyakinkan masyarakat pesisir. Menurut dia, rakyat nelayan hanya saja ingin mendapatkan ikan dengan mudah.
“Tidak mudah-mudahan dia itu dikarenakan dia itu pengen mudah, dapat yang tersebut mudah. Kadang-kadang tiada peduli nanti sebetulnya merusak lingkungan atau tidak. Tidak peduli,” ungkap Trenggono.
Dia juga menambahkan warga masih belum menerima saat ada pendekatan lalu persuasi terkait penangkapan ikan terukur. Menurut ia tantangan semacam ini tak cuma dialami masyarakat Indonesia.
“Tapi negara-negara lain dulu seperti Norway. Waktu saya belajar benchmarking gitu ya. Untuk pengelolaan kelautan gitu. Mereka juga dalam tahun 80-an mengalami hal yang dimaksud sama, ada benturan dengan masyarakatnya,” tegas dia.



