Salam Perpisahan Jonatan Christie yang mana Menyentuh: Pelatnas adalah Rumah Kedua

JAKARTA – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie , resmi mengakhiri kebersamaannya dengan Pelatnas Cipayung. Keputusan mengejutkan ini disampaikan segera oleh Jojo pada konferensi pers pada Kamis (15/5), dan juga lewat instruksi emosional yang tersebut ia unggah di area akun Instagram pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, atlet yang dimaksud akrab disapa Jojo itu menuliskan kesan mendalam setelahnya 12 tahun berada di area Pelatnas PBSI . Ia menyampaikan masa-masa itu sebagai perjalanan luar biasa, yang digunakan telah lama membentuknya dari remaja berambisi besar menjadi pria dewasa yang matang secara mental juga prestasi.
“12 tahun saya berada pada Pemusatan Latihan Nasional, bukanlah waktu yang mana sebentar namun terasa sangat cepat. Berawal dari pemuda yang tersebut datang dengan ambisi besar sebagai pemain dunia, hingga akhirnya menjadi pria dewasa yang digunakan merasakan banyak hal yang dimaksud dulu hanya saja sanggup diimpikan,” tulis Jonatan.
Tak hanya sekali tempat berlatih, Pelatnas Cipayung sudah pernah menjadi rumah kedua bagi Jonatan. Di sanalah ia menempa diri, mencicipi pahit manis dunia bulu tangkis, juga mendirikan ikatan emosional yang dimaksud kuat dengan sesama atlet, pelatih, serta staf.
“Setiap keringat, tawa, air mata, kemudian perjuangan telah terjadi menjadi bagian dari perjalanan ini. Bagi saya, Pelatnas adalah tempat berkembang lalu belajar, tidak sekadar tempat mengasah teknik,” lanjutnya.
Jonatan menegaskan, keputusannya pergi dari dari pelatnas tidak langkah yang mana diambil pada semalam. Ia mengaku telah dilakukan memikirkannya secara mendalam selama beberapa bulan terakhir, kemudian sekarang ini merasa saatnya menjajal pengalaman baru di area luar lingkungan Cipayung.
Meski demikian, Jojo menentang anggapan bahwa ini adalah akhir dari kariernya. Ia menegaskan komitmennya untuk masih berjuang demi Merah Putih, juga siap mewakili Indonesia dalam panggung dunia meskipun tak lagi berlatih di area pelatnas.
“Terima kasih sebesar-besarnya untuk semua atlet, pelatih, karyawan, dan juga pengurus pusat yang tersebut telah dilakukan menjadi bagian dari cerita saya. Tanpa kalian, saya tidak ada akan menjadi Jonatan yang sekarang,” tulisnya penuh haru.
Menutup pesannya, Jonatan mengutip kalimat instruktur legendaris Liverpool, Juergen Klopp, yang digunakan juga akan meninggalkan klubnya pada akhir musim ini: “Tidak penting apa yang digunakan dipikirkan orang ketika Anda datang, tetapi yang terpenting adalah pada waktu Anda pergi.”
Salam perpisahan Jonatan Christie tidak hanya saja sekadar ucapan selamat tinggal, tapi juga refleksi penuh makna tentang perjalanan, persahabatan, serta tekad untuk terus berkontribusi bagi bangsa.