Saat Penjualan Mobil Baru Tidak Tumbuh, Pedagang Mobkas Justru Tawarkan Garansi 5 Tahun!

BSD – Ada anomali di area jantung bidang otomotif Indonesia. Di pada waktu showroom mobil baru terasa sepi dengan pelanggan yang dimaksud anjlok 10,1%, arena jual beli mobil bekas justru sedang berpesta pora, bertambah subur hingga 10% pada semester pertama 2025.
Fenomena ini adalah cerminan paling jujur dari realita ekonomi bangsa. Mimpi memiliki mobil baru sekarang ini semakin terasa seperti kemewahan yang tak terjangkau.
Namun, di tempat sedang kelesuan ini, para pemain cerdas pada lingkungan ekonomi mobil bekas tiada cuma berpangku tangan; mereka itu melancarkan sebuah revolusi baru yang digunakan siap mengubah total persepsi umum tentang mobil “second”.
‘Penyakit’ Pasar Mobil Baru
Mengapa pangsa mobil baru begitu lesu darah? Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, memaparkan diagnosisnya dengan gamblang. Beban sektor ekonomi yang digunakan berat memaksa konsumen kelas menengah—tulang punggung utama penjualan—untuk mencari alternatif.
“Kalau mau beli (mobil baru), ekonominya juga lagi berat. Mereka pilihannya jadi mobil bekas. Satu, mobil bekas kan nggak ada BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor),” ujar Kukuh dalam Jakarta, Mulai Pekan (25/8).
Pernyataan ini menggarisbawahi dua “penyakit” utama: daya beli yang melemah lalu harga jual mobil baru yang mana terasa semakin mahal akibat beban pajak.