Ryan Garcia Tertidur di area Times Square, Taruhan 2019 Mayweather Jadi Kenyataan!

Lampu sorot Times Square, New York, Hari Jumat (2/5/2025) di malam hari waktu setempat, menjadi saksi bisu sebuah kejutan besar pada dunia tinju. Ryan Garcia , yang tersebut datang dengan status unggulan serta ambisi duel ulang kontra rival abadinya, Devin Haney, justru dibuat tak berdaya dalam hadapan Rolly Romero.
Sebuah hook kiri telak di area ronde kedua menjadi awal petaka bagi petinju berusia 26 tahun tersebut. Garcia tampak kehilangan arah dan juga tak mampu membendung dominasi Romero hingga bel akhir berbunyi, membuatnya harus mengakui kekalahan bilangan mutlak yang mana mengejutkan.
Ironisnya, hasil ini kontras dengan keberhasilan Haney meraih kemenangan melawan Jose Carlos Ramirez di dalam laga lainnya. Namun, di area berada dalam riuhnya keterkejutan, muncul satu nama dengan prediksi yang terbukti jitu.
Baca Juga: Inilah 10 Petinju Amerika Serikat Terbaik pada waktu Hal ini
Dia adalah Floyd Mayweather Jr. Pensiunan tinju berjuluk The Money ternyata telah lama jauh-jauh hari meramalkan peluang kekalahan Garcia di area tangan Romero. Kedekatan Mayweather dengan Romero, yang digunakan pernah bernaung di dalam bawah bendera Mayweather Promotions, menjadi latar belakang keyakinan tersebut.
Fakta mencengangkan terungkap bahwa pada 2019, pada waktu Garcia gencar mengejar duel melawan anak didik Mayweather lainnya, Gervonta “Tank” Davis (yang akhirnya mengalahkannya), The Money justru menawarkan taruhan bernilai fantastis untuk Garcia.
“Saya akan bertaruh sekarang. Jika Ryan Garcia dapat mengalahkan Rolly, saya akan memberinya USD200.000 tunai. Ia akan melawan salah satu petarung saya [Romero] yang memiliki lebih banyak sedikit pertarungan daripada dirinya. Terimalah pertarungan dengan Rolly. Saya akan memberinya $200.000 tunai apabila ia mengalahkan Rolly,” ucap Mayweather kala itu, dengan nada meremehkan Garcia.
Baca Juga: Oleksandr Usyk: Aku Punya Kelemahan Tersembunyi dalam Tubuh
Komentar lawas Mayweather ini seketika tersebar luas pasca kekalahan Garcia. Kekayaan Mayweather yang tak terhingga kemungkinan besar tak akan terpengaruh oleh USD200.000, namun kini, pundi-pundinya aman setelahnya prediksinya terbukti akurat.
Usai laga, Garcia mencoba mencari pembenaran menghadapi kekalahannya dengan menyalahkan atmosfer unik bertinju dalam luar ruangan dalam Times Square. Namun, alasan yang disebutkan tak mendapat simpati dari para penggemar yang kecewa.
Sebaliknya, kemenangan ini menjadi kejutan manis bagi Romero, mantan juara kelas ringan super WBA yang mana datang sebagai underdog. Sabuk juara kelas welter WBA (reguler) sekarang melingkar di dalam pinggangnya, membuka jalan bagi pertarungan-pertarungan besar lainnya di area masa depan.
Impian duel ulang Garcia vs Haney pada masa kini terancam pupus. Begitu pula dengan kans Garcia untuk membalas dendam pada Romero, mengingat performa di dalam bawah ekspektasi. Bahkan, hakim keempat berbasis Artificial Intelligence tak memberikan satu ronde pun untuk Garcia setelahnya ronde keempat, seolah meramalkan akhir yang tersebut pahit.
Kekecewaan mendalam terpancar dari wajah para penonton yang tersebut meninggalkan Times Square. Garcia sendiri tampak terpukul, menyadari kenyataan pahit kekalahannya. Meski baru menelan kekalahan kedua di 27 laga profesionalnya, Garcia sekarang ini harus menata kembali langkahnya. Sementara itu, dengan Haney yang dimaksud berpotensi mencari lawan baru dalam akhir tahun, Romero miliki potensi emas untuk naik kelas serta menghadapi sang rival, sekaligus membuktikan kebenaran keyakinan Floyd Mayweather yang digunakan telah dilakukan tertanam sejak lama.