Purbaya Bongkar Sederet Tantangan Rumit di dalam Coretax

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka-bukaan mengenai permasalahan media pelaporan pajak Coretax yang dimaksud banyak dikeluhkan warga RI. Sistem perpajakan teranyar itu awalnya ditargetkan mulai digunakan wajib pajak pada Januari 2025 lalu.
Purbaya menyebutkan permasalahan pada Coretax yang dikembangkan oleh kontraktor asing yang disebutkan mempunyai beberapa lapisan. Alhasil, perbaikan yang tersebut semula ditargetkan selesai satu bulan, berubah menjadi molor.
“Error artinya masih belum sempurna. Tapi kalau kita lihat, jadi ada beberapa layer, yang mana dalam upper layer ya, itu beberapa efek seperti kerap time out, tidaklah bisa jadi login, pasca login tidak ada bisa saja melanjutkan pekerjaan, lantaran dalam dalamnya berlangsung time out,” ujar Purbaya, minggu sesudah itu (24/10/2025).
Berikut beberapa jumlah persoalan yang mana diungkapnya terkait sistem perpajakan tersebut:
Pemerintah Tidak Bisa Akses Software Buatan Kontraktor Asal Korsel
Perangkat lunak yang tersebut dikendalikan oleh perusahaan selama Korea Selatan, LG sebagai kontraktor belum bisa saja diakses oleh pemerintah. Pasalnya, Kementerian Keuangan belum memiliki kode sumber (source code) dari sang kontraktor.
“Cuma ternyata masih ada bagian-bagian yang terikat kontrak dengan pihak LG, pada mana kita belum dikasih akses ke sana, lantaran mereka itu masih mengerjakan itu. Itu baru Desember baru dikasih ke kita ya. Tapi yang dimaksud mampu ditangani kita telah kita perbaiki semaksimal mungkin,” ujar Purbaya.
Maka dari itu, dirinya menjanjikan permasalahan Coretax akan rampung pada Februari 2026 mendatang.
“Saya bilang satu bulan (bisa perbaiki), tapi lantaran kendala tadi kita gak bisa saja masuk, lantaran ada kontrak. Jadi ini kan dibangun 4 tahun, dengan segala macam kendala yang digunakan ada ya, tapi saya yakin nanti begitu dikasih ke kita, Januari, Februari udah selesai itu. Januari udah selesai harusnya,” ujarnya.
Tak cuma itu, Purbaya mengungkapkan pihak LG juga kerap tiada responsif terhadap permintaan pemerintah. “Jadi sebelumnya LG itu, sebelum kita jalankan tim special task force ini, dia itu kalau ditanya, gak peduli. Ditanya disana, cuek dan, responnya lama,” ujarnya
Maka dari itu, Purbaya berencana untuk memutuskan kontrak dengan pihak LG agar bukan lagi ketergantungan dengan pihak asing.
“On techniques, adanya ketergantungan pada pihak asing, nanti kedepan akan kita putus, apalagi kualitas jelek seperti itu,” ujarnya.
Menurut Purbaya, Nusantara miliki sumber daya manusia yang tersebut mumpuni untuk mengembangkan lalu memperbaiki sistem secara mandiri. “Pada dasarnya, khalayak Indonesia punya kemampuan, kemudian kita akan memanfaatkan itu dengan serius ke depan,” ujarnya.
User Sering Gagal Akses
Dari sisi pengguna, ketika mengakses Coretax para wajib pajak kerap menemui arahan kesalahan berwarna merah. Purbaya menjelaskan bahwa arahan yang dimaksud sebenarnya menandakan langkah-langkah masih berjalan, namun akibat programnya kurang optimal sistem menampilkan tulisan ‘Error.’
“Sering muncul error message pop up warna merah, yang mana itu katanya sebenarnya di proses, tapi programnya males sehingga keluarnya error, padahal lagi ke proses, penting waktu gitu,” ujarnya.
Purbaya menambahkan perbaikan akan dijalankan oleh sebab itu terdapat ketidaksesuaian nilai di aplikasi, akses data yang dimaksud kadang berubah atau salah input juga kecepatan akses yang lambat.
“Nanti dibetulin. Tidak kesesuaian value pada aplikasi, terus akses data, kadang-kadang berubah angkanya, atau salah masukin. Akses data yang digunakan terkadang lambat, case management kurang maksimal, penyebab programming logicnya,” ujarnya.
Keamanan Siber Lemah
Purbaya juga mengungkapkan sebelumnya Coretax mempunyai keamanan siber atau cyber security yang tersebut lemah.Bahkan terdapat data pada Coretax yang mana dijual.
Kendati demikian, pihaknya sudah pernah memperbaiki sistem yang dirancang dengan anggaran triliunan yang dimaksud pada masa kini telah mempunyai tingkat keamanan data yang nyaris mencapai 100%
“Sekarang securitynya Coretax udah bagus sekali, kan dulu saya bilang cybersecuritynya 30 dari 100, sekarang udah 95 plus, jadi kalau udah nilainya udah A plus itu securitynya,” terang Purbaya.
Purbaya mengaku sudah pernah memilih orang-orang terbaik dari pada negeri untuk penanganan coretax sehingga mampu diperbaiki di waktu lebih tinggi cepat. “Ini cepat sekali membaiknya pada waktu yang dimaksud singkat, dari D sampai E, jadi A plus. Jadi cybersecuritynya sudah ada bagus sekali,” ujarnya
Purbaya meyakinkan masyarakat, khususnya wajib pajak agar tidak ada perlu takut tentang keamanan data. “Sekarang hampir pasti udah gak sanggup lagi, dan juga kita juga udah panggil hacker kita, yang dimaksud jago-jago pendatang Tanah Air ya, tidak pemukim asing yang dimaksud jago-jago,” kata Purbaya.
“Orang Tanah Air tuh hackernya jago-jago banget, ke bumi juga ditakutin rupanya. Saya panggil yang ranking-ranking dunia itu, yang mana jagoan, kita bayar sih, bantuin saya, jadi sudah ada di test, udah lumayan,” paparnya.
Bahkan untuk menguatkan sistem keamanan siber Coretax dengan melibatkan para hacker Tanah Air yang dimaksud telah mempunyai reputasi internasional.
Purbaya pun menceritakan pengalamannya merekrut hacker. Menurutnya, hacker ini semakin pintar, semakin tidaklah jelas sekolahnya. Dia pun memaparkan salah satu hacker yang mana direkrutnya pernah menangani Kemenkopolhukam.
“Kalau warga sekolah memang sebenarnya pasti nggak mampu jadi hacker. Karena pikirnya terstruktur. Kalau beliau nggak. Jadi saya ada satu penduduk dulu di Pohukam. Jago jaringan segala macem. Jago juga hacking,” kata Purbaya.
Dia pun menceritakan bahwa sang hacker andalannya pernah dilatih ke Rusia selama 6 bulan di dalam tempat tertutup. Purbaya percaya dengan hacker yang disebutkan oleh sebab itu pernah bekerja identik ketika dirinya dalam LPS lalu ke Kementerian Maritim juga Investasi.
“Dia dilatih ke Rusia 6 bulan kali. Khusus di tempat tertutup di dalam sana. Jadi kayaknya KGB juga dia. Saya pakai di dalam pertahanan kan aman. Jadi saya percaya dia.”
Tak hanya saja seorang, Purbaya mengungkapkan banyak hacker-hacker hebat yang ditemuinya. Bahkan pada waktu mengetes keamanan jaringan LPS, beliau pernah memanggil satu grup hacker berjumlah 8 orang. Grup hacker ini terkenal sebab miliki ranking 6 besar dunia.
“Jadi merek biasa dipakai ngehack untuk tes Google lalu lain-lain besar-besar…Yaudah, datang ke tempat saya,” ungkapnya.
(haa/haa)



