Purbaya bandingkan peningkatan sektor ekonomi era SBY lalu Jokowi

Ibukota Indonesia – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membandingkan perkembangan perekonomian pada era pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan juga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Dalam kegiatan “1 tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth” pada Jakarta, Kamis, Purbaya mengemukakan peningkatan perekonomian pada era SBY mampu mencetak bilangan 6 persen walaupun pembangunannya tak seagresif pemerintahan Jokowi. Sementara pada era Jokowi, pertumbuhan perekonomian berada pada level rata-rata 5 persen.
Menurut Purbaya, perbedaan itu disebabkan oleh sumber penggerak ekonomi, dalam mana Jokowi lebih besar memusatkan perhatian pada belanja pemerintah, sementara SBY lebih lanjut menggerakkan sektor swasta.
Maka dari itu, melalui jabatannya sebagai Menteri Keuangan kali ini, Purbaya berniat menggerakkan kedua sektor secara bersamaan dan juga membidik peningkatan dunia usaha pada level 6 persen.
Purbaya sebelumnya mengamati tren tekanan perekonomian pada kisaran April hingga Agustus 2025, yang utamanya terlihat pada sektor riil.
Dia pun berpendapat demonstrasi besar pada akhir Agustus tak lama kemudian disebabkan oleh tekanan ekonomi, tidak instabilitas politik.
“Rakyat dengan segera merasakan tekanan di perekonomian. Kalau telah kesal, mereka itu turun ke jalan. Jadi itu bukanlah berunjuk rasa lantaran politiknya kacau, tetapi sebab perekonomian merek susah. Kalau nggak cepat diperbaiki, nggak akan berhenti demonya serta kita akan susah terus ke depan,” ujar Purbaya.
Observasinya itu yang digunakan melandasi tindakan Purbaya menempatkan dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) senilai Rp200 triliun pada bank Himpunan Milik Negara (Himbara). Melalui injeksi dana ini, beliau berusaha mencapai adanya perkembangan sektor ekonomi yang tersebut didorong oleh suntikan kredit pada sektor riil.
Purbaya mengumumkan dampak kebijakan itu sudah ada terlihat, salah satunya tercermin pada uang beredar, sanggup juga disebut M0 atau base money, yang tersebut sudah ada meningkat ke level 13,2 persen.
“Artinya apa? Gelontoran uang saya (pemerintah) sudah ada menambah likuiditas ke sistem finansial kita secara signifikan. Saya akan monitor itu dari bulan ke bulan seperti apa. Kalau kurang, saya tambah lagi,” tuturnya.