Produksi Batu Bara RI Diramal Turun Hampir 100 Juta Ton, Kenapa?

Jakarta – Kementerian Daya kemudian Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan produksi batu bara nasional pada tahun 2025 akan mengalami penurunan signifikan, teristimewa apabila dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Mineral kemudian Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengemukakan produksi batu bara hingga akhir 2025 diproyeksikan semata-mata mencapai sekitar 750 jt ton. Jumlah yang dimaksud lebih besar rendah hampir 100 jt ton dari realisasi tahun 2024 yang mencapai 836 jt ton.
“Realisasi sampai akhir tahun diperkirakan sekitar 750’an jt ton. Jadi kalau dibandingkan dengan tahun kemarin, turun sekitar, ya, hampir 100 jt ton. Tahun kemarin kan paling gede 836 jt ton,” kata Tri ditemui ke Gedung DPR RI, dikutipkan hari terakhir pekan (14/11/2025).
Adapun, penurunan produksi salah satunya dilatarbelakangi oleh melemahnya permintaan dari negara tujuan utama ekspor seperti China kemudian India.
Meski demikian, Tri menyimpulkan bahwa penurunan produksi mampu berubah jadi salah satu instrumen yang digunakan dapat menggalakkan kembali penguatan harga jual batu bara yang digunakan sekarang ini berada dalam tertekan.
“Ya paling enggak, ini kita nggak mengeksploitasi sumber daya alam yang tersebut ugalan-ugalan tapi dikontrol, harganya masih mampu bagus, kira-kira begitu,” ujar Tri.
Sebagaimana diketahui, produksi batu bara RI pada 2024 tercatat telah dilakukan mencapai 836 jt ton. Hal ini merupakan rekor baru pasca pada tahun sebelumnya, yakni pada 2023 produksi batu bara RI juga mencapai produksi tertinggi hingga 775 jt ton.
Adapun realisasi produksi batu bara RI pada 2024 ini juga melampaui target atau setara 117% dari target pada 2024 sebesar 710 jt ton.
Menteri Tenaga dan juga Informan Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, dari produksi batu bara pada 2024 tersebut, sebesar 555 jt ton batu bara RI diekspor, sementara sebesar 233 jt ton digunakan untuk permintaan pada negeri, lalu 48 jt ton sisanya berubah menjadi stok.
“Sekedar info, total pemakaian batu bara globus sekitar 8 miliar ton sampai 8,5 miliar ton, tetapi yang beredar pada bursa batu bara itu kurang lebih besar 1 miliar sampai 1,5 miliar ton,” ucap Bahlil pada waktu konferensi pers di dalam Kementerian ESDM, Jakarta, Mulai Pekan (03/02/2025).
“Jadi batu bara kita ini betul-betul berdampak sistemik kalau kita kebijakan pengetatan ekspor. Sekarang belum kalau biaya diteken terus kita bisa jadi lakukan lain,” ujarnya.
Bila dibandingkan dengan 2023, produksi batu bara RI pada 2024 tercatat meningkat 7,8%. Pada 2023, dari produksi batu bara sebesar 775 jt ton, sebesar 518 jt ton diekspor, 213 jt ton digunakan untuk pada negeri, kemudian 44 jt ton merupakan stok.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mulai Tahun Ini, Permintaan Batu Bara RI Bakal Alami Penurunan



