Tas dan juga pakaian yang mana masih tertutup lumpur terlihat berhamburan pada lingkungan ekonomi Hat Yai pada Hari Sabtu (30/11/2025), pada saat para korban banjir berkumpul untuk membeli barang-barang diskon besar yang dimaksud ditawarkan pedagang.
Banjir bandang mematikan yang tersebut melanda kota itu telah dilakukan merobohkan stok dagangan, menyokong penjual untuk memasarkan barang terpencil di bawah nilai tukar normal.
Barang yang mana sebelumnya dihargai 100 baht (Rp450 ribu) sekarang dijual hanya saja 10 baht (Rp45 ribuan). Para tukang jualan menyampaikan langkah ini membantu warga yang mana kehilangan sejumlah barang sekaligus mempercepat penghabisan stok yang digunakan rusak agar bisnis merek mampu kembali berjalan.
Sebagai pusat komersial utama dalam Thailand selatan, Hat Yai pada saat ini perlahan pulih pasca permukaan air mulai surut. Pusat Kota itu diguyur curah hujan 335 mm (13 inci) selama dua hari pada Hari Jumat lalu, jumlah agregat yang digunakan tercatat sebagai curah hujan satu hari tertinggi di 300 tahun.
Sementara itu, total orang yang terdampar tewas akibat banjir di Thailand selatan terus bertambah. Kementerian Aspek Kesehatan Warga Thailand melaporkan 170 kematian pada seluruh wilayah, dengan 131 ke antaranya berasal dari Provinsi Songkhla, yang digunakan mencakup kota Hat Yai. Adapun laporan terbaru menyebutkan orang yang terdampar tewas sudah pernah mencapai 176 orang.