Blog

Fadli Zon: Perburuan Titik Nol Majapahit, Mimpi Besar Penemuan Arkeologi

JAKARTA – Impian besar untuk menemukan jantung peradaban Kerajaan Majapahit tampaknya semakin mendekati kenyataan. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini mengungkapkan bahwa para ahli arkeologi masih berjuang keras untuk mengidentifikasi kedudukan pasti ‘titik nol’ atau pusat kerajaan legendaris yang mana pernah berjaya ke Nusantara.

“Memang kita sampai sekarang para ahli arkeolog ini belum menemukan di dalam mana sebenarnya titik nol yang mana namanya pusat kerajaan Majapahit, ” ujar Fadli, seperti dilansir dari Antara pada Selasa (25/11/2025). Pernyataan ini menggarisbawahi tantangan besar yang mana dihadapi di mengungkap jejak kejayaan masa lalu.

Namun, optimisme permanen membuncah. Fadli Zon berusaha mencapai agar tahun depan para ahli dapat memberikan jawaban definitif mengenai lokasi pusat kerajaan ini. “Mestinya ada. Saya kira mudah-mudahan tahun depan mampu ketemu, ” katanya penuh harap.

Upaya penemuan ini difokuskan pada beberapa area yang mana diduga kuat pernah berubah menjadi pusat pemerintahan Majapahit. “Ini yang sedang kita fokuskan. Kalau kita fokus biasanya kita dapat akan ketemu, ” imbuh Fadli, menekankan pentingnya konsentrasi pada penelitian.

Kawasan Trowulan, yang mana diyakini sebagai pusat administrasi Majapahit, membentang seluas sekitar 20 kilometer persegi. Namun, area ini tidaklah sepenuhnya bebas dari aktivitas manusia; sebagian besar telah dilakukan bermetamorfosis menjadi permukiman padat penduduk. Kendala pembebasan lahan ini berubah jadi salah satu tantangan tersendiri di pengembangan kawasan museum. Meskipun demikian, tempat kejadian pasti untuk Pusat Pengetahuan Majapahit telah terjadi ditentukan.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Kebudayaan, berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia, telah lama mengatur Sayembara Masterplan Museum Majapahit. Rancangan desain arsitektur museum ini akan berfokus pada lahan baru seluas 4, 58 hektar dan juga area yang telah ada seluas 5, 43 hektar pada kawasan Trowulan.

Koleksi Museum Majapahit sendiri telah sangat kaya, mencapai sekitar 80.000 artefak. Fadli Zon menegaskan bahwa setidaknya 10-15 persen dari koleksi ini akan dipamerkan untuk publik, memungkinkan komunitas luas untuk belajar lalu mengenal tambahan di tentang Majapahit. Mayoritas koleksi yang dimaksud dalam bentuk arca batu lalu prasasti berukuran besar, yang dimaksud menjadi saksi bisu peradaban agung.

Pendirian Museum Majapahit ini merupakan wujud komitmen Kementerian Kebudayaan pada menguatkan pemeliharaan terhadap salah satu warisan budaya terpenting Indonesia. Perencanaan yang tersebut matang diperlukan agar museum ini bukan hanya saja proporsional tetapi juga representatif di menggambarkan kebesaran Majapahit.

Museum Majapahit dirancang lebih besar dari sekadar tempat penyimpanan artefak. Ia diharapkan berubah menjadi ‘living chronicle’, sebuah ruang dinamis pada mana sejarah Majapahit tidak ada cuma dilihat, tetapi juga dipelajari, dipahami, serta dihidupkan kembali sebagai sumber inspirasi untuk masa sekarang juga masa depan. Desain yang mana dicari bukan hanya saja mengutamakan estetika arsitektur, tetapi juga strategi kebudayaan yang mana mampu merefleksikan nilai-nilai luhur Majapahit, seperti semangat maritim, kemakmuran agraria, toleransi, serta kebinekaan. (PERS)

Related Articles

Back to top button