Perang Harga Brutal Mobil Listrik China, Adakah Pengaruh Jangka Panjangnya di dalam Indonesia?

CHINA – Raksasa mobil listrik China, BYD, tak lagi sekadar menghasilkan mobil; merekan sekarang ini menciptakan tekanan global. Dengan membanting biaya secara brutal dalam negara asalnya, BYD memicu pertempuran nilai yang semakin ganas.
Bagi konsumen di tempat Afrika juga Asia, termasuk Indonesia, ini kemungkinan besar terdengar seperti berkah yang tersebut sudah ada lama dinanti. Namun, di area balik janji mobil listrik murah, tersimpan sebuah jebakan dengan risiko jangka panjang yang mana mengerikan.
Langkah terbaru BYD memangkas nilai tukar hatchback Seagull hingga lebih besar dari 22 persen, membuatnya pada saat ini dibanderol belaka sekitar USD7.765 (sekitar Mata Uang Rupiah 126 jutaan), adalah sebuah pemberitahuan peperangan terbuka. Ini adalah adalah sinyal bahwa BYD berniat untuk mendominasi pasar, dengan cara apa pun.
Bagi pangsa negara tumbuh yang digunakan sangat sensitif terhadap harga, ini tentu menjadi keuntungan jangka pendek. Harga tambahan rendah dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik pada negara-negara dalam mana mobil bekas masih merajai jalanan. Namun, pada bawah permukaan, bom waktu sudah ada mulai berdetak.
Kiamat Industri juga Analogi Evergrande
Kompetisi yang tersebut semakin intens ini membunuh margin keuntungan lalu secara secara langsung mengancam kelangsungan hidup para pemain yang lebih lanjut kecil. Saham para rival seperti Nio, Leapmotor, serta Geely dengan segera anjlok setelahnya pengumuman diskon besar-besaran dari BYD.