Menteri HAM Ingatkan Peran Krusial Komunitas Adat Bumikan Hak Asasi Individu

JAKARTA – Menteri Hak Asasi Individu (HAM) Natalius Pigai mengingatkan pentingnya keberadaan warga adat sebagai tiang penyangga implementasi nilai-nilai Hak Asasi Manusia pada tengah-tengah warga adat. Natalius mengingatkan juga pentingnya peran tokoh adat untuk menjaga ketertiban mewujudkan publik yang tersebut bermartabat, aman, damai serta berkeadilan.
Hal itu disampaikannya di jadwal kunjungan kerjanya ke wilayah Manggarai Raya, NTT menyempatkan hadir memberi penguatan Hak Asasi Manusia untuk kelompok penduduk adat pada Kota Manggarai. Agenda penguatan publik adat yang disebutkan dijalankan dalam kampung Pagal, Kecamatan Cibal dengan menghadirkan perwakilan tokoh-tokoh adat dari seluruh wilayah Kota Manggarai.
“Keberadaan publik adat sangat penting serta strategis di konteks Hak Asasi Manusia. Karena HAM itu selain sifatnya universal juga partikular yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal. Jadi sejauh nilai-nilai yang disebutkan dihidupi kemudian dihayati dengan baik maka sebagian tugas menciptakan peradaban bangsa berdasarkan HAM itu telah dengan sendirinya dilakukan,” ucap Natalius untuk wartawan, Kamis (22/5/2025).
Menurut Natalius, warga adat memiliki peran kunci untuk menjamin hidup rakyat berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi kemudian Keadilan Sosial sesuai nilai-nilai Pancasila.
Baca juga: Menteri HAM: eksekutif Akan Beri Kompensasi juga Restitusi bagi Korban Konflik Sosial
Bahkan hal yang dimaksud lanjut Natalius digalinya dari filosofi publik Manggarai yang mana mempunyai 5 falsafah hidup yaitu Alam (Wae Bate Teku) sebagai Representasi sumber kehidupan, khususnya mata air yang mana menjadi pusat keberadaan sehari-hari, Rumah (Mbaru Bate Kaeng): Tempat tinggal lalu pusat keberadaan keluarga, Halaman (Natas Bate Labar): Ruang terbuka pada depan rumah yang tersebut digunakan untuk berbagai aktivitas sosial lalu ritual, Mezbah Persembahan (Compang Bate Takung): Tempat untuk menempatkan sesajian juga beribadah untuk leluhur atau Tuhan lalu Kebun (Uma Bate Duat): Tempat untuk bercocok tanam juga memenuhi keinginan hidup sehari-hari.
“Contoh Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa itu sejalan dengan Falsafah Hidup Warga Adat Manggarai yaitu Compang Bate Dari/Takung (tempat pelaksanaan ritus hubungan dengan Tuhan),” jelasnya, Mingguan (25/5/2025).