OLAHRAGA

Mengenal “flying disc” atau cabor piring terbang di dalam SEA Games 2025

DKI Jakarta – Olahraga piring terbang (flying disc) mencatatkan data sejarah baru dengan tampil sebagai cabang olahraga demonstrasi di dalam SEA Games ke-33 Thailand 2025.

Hal ini adalah kali pertama olahraga yang disebutkan dipertandingkan secara resmi ke kompetisi multi-olahraga terbesar Asia Tenggara itu.

Lantas, apa itu olahraga piring terbang atau flying disc? Berikut penjelasannya.

Apa itu "flying disc"?

Dilansir dari laman SEA Games 2025, olahraga flying disc berprogres dari permainan kasual siswa di dalam Amerika Serikat hingga akhirnya berubah menjadi disiplin kompetitif yang digunakan diakui secara global.

Asal usulnya bermula pada 1871 saat siswa Universitas Connecticut menggunakan loyang pai buatan perusahaan Frisbie sebagai alat untuk bermain lempar tangkap.

Permainan ini pun semakin populer kemudian warga mulai menyebutnya “Frisbee”, mengacu pada nama produsen loyang pai tersebut.

Perkembangan piringan terbang berbahan plastik yang tersebut diproduksi secara komersial pada tahun-tahun berikutnya turut menggalakkan evolusi olahraga ini.

Seiring waktu, permainan yang dimaksud resmi dinamakan “Flying Disc”, walau istilah “Frisbee” terus digunakan sebagai sebutan populer, seperti penyebutan “ping pong” untuk tenis meja.

Popularitas kompetisi flying disc yang tersebut terus meningkat lalu menimbulkan olahraga ini akhirnya mendapatkan pengakuan resmi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Karena itu, pada SEA Games ke-33, olahraga piringan terbang diikutsertakan sebagai cabang olahraga (cabor) demonstrasi, dengan posisi pertandingan berlangsung di Bangkok serta sekitarnya.

Dari berubah-ubah format yang ada, dua yang tersebut paling populer telah terjadi ditetapkan sebagai kompetisi demonstrasi ke SEA Games 2025, yaitu:

1. Disc Golf

Disc Golf merupakan olahraga individu yang digunakan mengadaptasi prinsip permainan golf. Bedanya, pemain tak memukul bola ke lubang, tetapi melempar piring (disc) ke pada keranjang target.

Skor ditentukan dari jumlah total lemparan paling sedikit yang mana dibutuhkan untuk mencapai target, mirip dengan perhitungan stroke atau par pada golf konvensional.

2. Ultimate

Ultimate adalah olahraga kelompok yang dimainkan 7 lawan 7 di dalam lapangan persegi panjang. Mirip dengan American Football, pemain yang digunakan memegang piring tidaklah diperbolehkan berlari sehingga permainan mengandalkan operan antarpemain.

Tim akan mencetak poin apabila berhasil menyelesaikan operan ke zona akhir lawan tanpa intersepsi. Jika piring jatuh ke tanah, kepemilikan otomatis berpindah ke tim lawan.

Perlu diketahui, meskipun belum berubah menjadi bagian dari Olimpiade, olahraga flying disc telah dilakukan mempunyai popularitas yang tersebut kuat ke beraneka negara.

Federasi Piring Terbang Planet atau The World Flying Disc Federation (WFDF), yang tersebut berdiri sejak 1985, berubah jadi lembaga resmi yang dimaksud mengatur penyelenggaraan kompetisi mulai dari tingkat nasional hingga internasional.

Selain dua format yang digunakan paling dikenal, yaitu Disc Golf serta Ultimate, olahraga ini juga miliki beberapa orang disiplin lain. Di antaranya adalah nomor lempar ketepatan, kompetisi jarak tempuh, dan juga gaya bebas yang mana menonjolkan aspek estetika dan juga kreativitas.

Ketua Perkumpulan Pemain Piring Terbang Indonesia, Randi Tulus menjelaskan bahwa flying disc merupakan olahraga beregu dengan format tujuh pemain berjuang melawan tujuh.

Di Indonesia, olahraga ini sebenarnya sudah pernah lama dikenal. Namun, perkembangannya masih terbatas oleh sebab itu komunitas pemain masih hanya sekali didominasi oleh siswa sekolah internasional, sehingga penyebarannya belum merata.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Teknologi AI ke web web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.

Related Articles

Back to top button