Jawa Tengah Bakal Punya KRL, Hal ini Rencana Rutenya

Jakarta – Sejumlah tempat di Jawa berada dalam dilirik untuk dibangun failitas KRL Commuter Line. Selain di dalam Jawa Barat seperti rute Cikarang-Cikampek juga Padalarang-Cicalengka, provinsi Jawa Tengah juga berada dalam dilirik untuk dibangun elektrifikasi kereta api.
Salah satu jalur kereta api di Jawa Tengah yang mana dilirik untuk dielektrifikasi adalah relasi Semarang – Batang – Pekalongan dan juga arah timur menuju Demak.
“Pola perjalanan pekerja di Jawa Tengah cukup dinamis. Dengan adanya sistem commuter line, mobilitas tenaga kerja dapat terlayani dengan lebih lanjut baik sekaligus menurunkan ketergantungan pada transportasi jalan raya,” ungkap Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji pada keterangannya, Hari Minggu (26/10/2025).
Sementara itu, untuk angkutan barang di dalam Jawa Tengah, Agus menyatakan pembangunan dry port di dalam wilayah Daerah Batang merupakan langkah strategis di mengantisipasi pesatnya peningkatan kawasan industri. Saat ini, beberapa kawasan sektor seperti Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang, Kawasan Industri Kendal, juga Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menunjukkan perkembangan signifikan dengan kemungkinan beratus-ratus tenant besar yang digunakan membutuhkan dukungan logistik efisien serta berkelanjutan.
Foto: Situasi terkini di Stasiun Jatinegara, Ibukota Timur, hari terakhir pekan (29/8/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto)Situasi terkini pada Stasiun Jatinegara, Ibukota Indonesia Timur, Hari Jumat (29/8/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto) |
“Kawasan bidang yang mana terus mengalami perkembangan membutuhkan konektivitas logistik yang tersebut terintegrasi. Melalui dry port berbasis rel, KAI ingin menghadirkan solusi distribusi barang yang digunakan lebih banyak cepat, ramah lingkungan, juga berbiaya kompetitif,” bebernya.
Agus menambahkan, pengangkutan barang menggunakan moda kereta api miliki keunggulan efisiensi yang signifikan dibandingkan transportasi jalan raya. Dari sisi konsumsi unsur bakar, angkutan berbasis rel tercatat 6-8 kali lebih besar hemat dibandingkan moda truk, sehingga dapat menekan biaya logistik nasional sekaligus memperkuat pengurangan emisi karbon.
“Efisiensi ini berubah jadi alasan kuat mengapa kami ingin menguatkan jaringan logistik berbasis rel. Ke depan, dry port yang dimaksud akan dibangun di Batang akan dirancang semodern mungkin saja dengan sistem bongkar muat (loading dan juga unloading) yang cepat, aman, lalu terintegrasi dengan kawasan sektor ke sekitarnya,” jelasnya.
Foto: Situasi terkini di Stasiun Jatinegara, Ibukota Timur, hari terakhir pekan (29/8/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto)



