OLAHRAGA

Jai Opetaia Petinju Tak Terkalahkan Rekor 28-0, Siapa Sanggup Stop sang Raja IBF?

Jai Opetaia mempertahankan status petinju tak terkalahkan pasca menodai rekor Claudio Squeo untuk menjadi juara kelas penjelajah IBF. Jai Opetaia yang tersebut miliki rekor 28-0 memberikan kekalahan pertama Claudio Squeo 17-1.

Dalam rekor Opetaia, terdapat beberapa kemenangan yang mana patut dicatat, termasuk dua kemenangan menghadapi Mairis Briedis, sedangkan di rekor Squeo, sorotan utama terlihat dari ketidakhadiran mereka. Tidak cuma itu, Squeo belum pernah bertinju di tempat luar Italia, tanah kelahirannya, juga pencapaian terbesarnya hingga pada waktu ini adalah mengungguli gelar kejuaraan IBF “Eropa”, apa pun artinya.

Dengan kata lain, meskipun rekor 17-0 Squeo terlihat cukup baik di dalam berhadapan dengan kertas, pria dengan syarat Puglia ini mengikuti tradisi panjang petinju Italia yang mana mendirikan rekor dia di area rumah sebelum kemudian naik kelas – tambahan tepatnya, melompat – pada usia tiga puluhan, biasanya ketika sudah ada terlambat. Saat ia tiba di tempat Broadbeach, Australia, untuk bertarung melawan Opetaia, Squeo sudah pernah berusia 34 tahun, namun masih dianggap kurang siap serta masih hijau.

Baca Juga: Tak Terima Kakak Kalah, Keyshawn Davis Hajar Lawannya di tempat Ruang Ganti

Ia mendapatkan kesempatan melawan Opetaia, sang juara IBF, tidak lantaran ia sudah pernah berlatih dengan keras untuk meraihnya juga mengalahkan berbagai penantang, tetapi hanya saja sebab ia sudah pernah meraih kemenangan penghargaan IBF pinggiran – sabuk “Eropa” yang digunakan disebutkan di area melawan – serta mengakibatkan gaya bertarung yang tersebut Opetaia sukai untuk dibongkar. Dengan peringkat 14 oleh IBF, merek juga mampu lolos begitu saja.

Satu-satunya harapan pada di malam hari pertarungan adalah bahwa pertarungan yang dimaksud setidaknya menjadi sebuah pertarungan. Bahkan apabila itu adalah sebuah ketidakcocokan, baik dalam melawan kertas maupun di area lapangan, skenario terbaiknya adalah bahwa pasukan yang mana tidak ada diunggulkan akan kalah setelahnya memberikan bisnis terbaik dia serta mencoba untuk melawan peluang.

Mengenai Squeo, kita dapat menyatakan hal tersebut. Sebagai pria yang tersebut lebih tinggi kecil, ia hanya saja mempunyai satu cara untuk bertarung, kemudian hanya sekali satu cara untuk mengungguli laga, lalu ia menerima hal ini serta bertindak sesuai dengan itu sejak ronde pertama. Maju ke depan, kemudian menggerakkan kepalanya, Squeo ingin ukuran tubuhnya yang digunakan kecil menjadi sebuah keuntungan lalu ia ingin menyebabkan Opetaia frustrasi ketika melakukan tee off.

Related Articles

Back to top button