Hindari Ganguan Mental, Banyak Orang Kembali ke HP Jadul

NEW YORK – Banyak orang, khususnya Gen Z, mulai kembali menggunakan HP Jadu l atau dumb phone. Tren ini dipicu oleh keinginan untuk menurunkan kecanduan media sosial lalu smartphone, juga untuk meningkatkan fokus lalu kesejahteraan mental.
HP jadul menawarkan pengalaman yang lebih besar mudah lalu minim gangguan, sehingga pengguna dapat lebih lanjut fokus pada interaksi sosial dan juga aktivitas lait.
Pilihan ini tidak sekadar nostalgia, melainkan bagian dari permintaan yang mana tambahan besar: detoks digital. Lalu, mengapa tren kembali ke HP jadul atau “dumb phone” ini kembali muncul, kemudian bagaimana hal yang disebutkan dapat menjadi solusi bagi kelelahan digital yang mana kian meluas?
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah seperti FOMO (Fear of Missing Out) dan juga doomscrolling bukan semata-mata populer, tetapi juga menggambarkan kondisi nyata berbagai orang yang mana merasa lelah secara mental akibat terus-menerus terhubung dengan internet.
Menurut laporan Global Web Index, rata-rata orang di dalam seluruh dunia menghabiskan sekitar 6 jam per hari di area depan layar, sebagian besar melalui ponsel pintar. Angka ini tentu berdampak pada kondisi tubuh mental juga produktivitas.
Banyak individu yang mengaku kesulitan mengendalikan waktu pengaplikasian ponsel, meskipun telah memasang pengingat atau perangkat lunak pembatas waktu.
Kelelahan digital atau digital fatigue bukanlah lagi sesuatu yang mana asing. Perasaan terbebani dengan notifikasi tanpa henti, keperluan untuk terus merespons arahan atau informasi, hingga rasa cemas dikarenakan membandingkan hidup sendiri dengan hidup yang tersebut tampil “sempurna” pada media sosial adalah beberapa gejalanya.
Sebagai respons terhadap kelelahan tersebut, sebagian orang mulai mencari cara untuk mengurangi diri dari keterikatan pada ponsel pintar.
Salah satu yang tersebut paling menonjol adalah kembalinya pemakaian HP jadul, jenis ponsel yang hanya saja bisa saja digunakan untuk menelepon lalu SMS, tanpa akses ke media sosial, aplikasi, atau internet.