Jakarta – Kementerian Energi juga Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah memberikan izin operasional dua area tambang PT Freeport Tanah Air (PTFI), selepas terjadinya insiden longsor di area tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada September lalu.
Dua area yang tersebut dimaksud yakni Big Gossan lalu Deep Mill Level Zone (DMLZ).
Direktur Jenderal Mineral lalu Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengungkapkan bahwa meskipun telah terjadi diberikan izin, namun kedua area tambang yang dimaksud belum berproduksi.
“Udah-udah, yang tersebut DMLZ kemudian Big Gossan sudah ada dikasih izin tapi belum produksi,” kata Tri ditemui di dalam Gedung DPR RI, dikutipkan hari terakhir pekan (14/11/2025).
Meski demikian, Tri menyampaikan bahwa produksi dari dua area tambang yang disebutkan tiada terlalu signifikan. Setidaknya, Big Gossan dan juga Deep Mill Level Zone (DMLZ) diperkirakan semata-mata mampu menghasilkan kembali 600 ribu ton bijih tembaga per tahun.
“Nggak banyak. Dia cuma 600 ribu per tahun kira-kira gitu. Jadi cuma 30% dari total produksi bijih PTFI,” kata Tri.
Sebelumnya, Menteri Daya dan juga Informan Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berpendapat rangka tambang bawah tanah Freeport sangat luas, sehingga setiap tindakan harus diwujudkan dengan hati-hati.
Namun, terdapat area yang dimaksud tak terkait dengan insiden longsor dan juga pada waktu ini sedang dievaluasi untuk diberikan izin.
“Jadi ada dua bagian serta sekarang kelompok kita masih ke sana. Makanya saya belum berani untuk ngomong secara menyeluruh lantaran timnya kita belum kasih laporan,” kata Bahlil ditemui di Kementerian ESDM, Awal Minggu (10/11/2025).
Di sisi lain, ia menyadari apabila area yang dimaksud tidaklah segera beroperasi, maka hal itu juga akan berdampak pada penerimaan negara, keberlangsungan pekerjaan bagi para karyawan, pendapatan daerah, juga kontinuitas pasokan untuk smelter Freeport pada Gresik.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tim ESDM-Freeport Buka 2 Lubang Baru, Selamatkan 7 Korban Longsoran
