Fadli Zon: Tedjowulan Solusi Damai Konflik Tahta Keraton Solo

JAKARTA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyuarakan keyakinannya bahwa Maha Menteri Kanjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjowulan miliki prospek besar untuk mendamaikan perselisihan mengenai dualisme penerus tahta Keraton Surakarta Hadiningrat, yang dimaksud muncul pasca-wafatnya Pakubuwono (PB) XIII.
Menurut Fadli Zon, sikap Tedjowulan sebagai sesepuh ke lingkungan keraton menjadikannya figur ideal untuk memfasilitasi dialog lalu mencari titik temu antara pihak-pihak yang tersebut berseteru.
“Dengan adanya Panembahan Agung Tedjowulan dapat berubah menjadi khalayak yang dituakan untuk mungkin saja rembukan sekaligus di waktu ke depan sampai ke depan ada semacam konsensus, ” kata Fadli ketika ditemui dalam Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Ia juga mengungkapkan harapannya agar masa berkabung selama 40 hari pasca-berpulangnya PB XIII dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan konflik internal ini melalui musyawarah keluarga, tanpa berlarut-larut.
Fadli Zon menekankan arti penting Keraton Solo sebagai penjaga tradisi juga budaya Jawa yang tersebut kaya akan sejarah.
Lebih lanjut, ia menyampaikan niat untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan Kasunanan Surakarta demi melakukan perbaikan juga meningkatkan kekuatan peran keraton sebagai pusat budaya pada Perkotaan Solo.
Konflik dualisme tahta Keraton Solo bermula dari munculnya dua kubu yang dimaksud mengklaim hak melawan takhta. Putra bungsu mendiang PB XIII, Gusti Purboyo atau KGPAA Hamengkunegoro, telah terjadi mengukuhkan diri sebagai penerus juga diangkat berubah jadi PB XIV pada Hari Sabtu (15/11/2025). Sementara itu, Lembaga Dewan Adat (LDA) menobatkan putra tertua mendiang PB XIII, KGPH Hangabehi, sebagai penerus tahta pada rapat keluarga besar yang digunakan diselenggarakan ke Kompleks Keraton Solo pada Kamis (13/11/2025). (PERS)



