TEKNOLOGI

Efektifkan Solusi eSIM Komdigi Atasi Penipuan Online? Pakar Siber Beberkan Faktanya!

JAKARTA – Di berada dalam derasnya arus perubahan digital, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi kemudian Informatika (Komdigi) gencar memacu migrasi dari SIM fisik ke eSIM. Tujuannya mulia: membersihkan ruang digital Indonesia dari berbagai aktivitas kejahatan yang dimaksud memanfaatkan layanan seluler, seperti kecurangan digital, judi online, penanaman modal bodong, kemudian aksi jahat lainnya.

Namun, di area balik semangat Komdigi untuk menciptakan ruang digital yang digunakan lebih tinggi bersih, muncul keraguan dari para pengamat. Benarkah eSIM adalah peluru ajaib yang tersebut akan menamatkan riwayat penggelapan lewat ponsel? Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, dengan tegas menyatakan keraguannya. Menurutnya, keyakinan bahwa eSIM sebagai solusi anti-fraud yang digunakan utama adalah sebuah ilusi menyesatkan.

Akar Tantangan Bukan SIM, Melainkan Prosedur

Alfons berargumen bahwa inti permasalahan fraud layanan seluler di dalam Indonesia bukanlah terletak pada bentuk SIM—apakah fisik, eSIM, atau bahkan iSIM yang mana tertanam dengan segera di dalam prosesor. Akar masalahnya sangat lebih banyak mendasar: prosedur pendaftaran layanan seluler yang digunakan longgar juga tidak ada disiplin.

“Mau pakai SIM, eSIM, atau iSIM sekalipun, kalau prosedur pendaftaran layanan seluler tiada dijalankan dengan disiplin juga benar, maka wacana menggunakan eSIM untuk menekan kejahatan seluler itu akan percuma,” tegas Alfons.

Ironi Penetrasi Gadget eSIM

Faktor lain yang digunakan melemah argumen eSIM sebagai solusi utama adalah rendahnya tingkat penetrasi perangkat yang digunakan membantu teknologi ini di tempat Indonesia. Alfons mengungkapkan fakta pahit:

“Ponsel yang mana mampu mengadopsi eSIM pada Indonesia masih sangat terbatas, ponsel yang mana dapat menggunakan eSIM di dalam Indonesia diperkirakan sekitar 15% juga mayoritas ponsel high end. Sedangkan ponsel yang dimaksud sejumlah digunakan untuk aktivitas fraud bukanlah ponsel high end. Sehingga andaikan seluruh 15% dari ponsel yang digunakan dapat mengadopsi eSIM telah terpasang eSIM, pengaruhnya terhadap penurunan eksploitasi atau FRAUD menggunakan layanan selulur sangat minimal dan juga tidak ada efektif,” bebernya panjang lebar.

Ini jadi tamparan keras bagi harapan bahwa eSIM akan meredam kejahatan seluler secara instan.

Related Articles

Back to top button