Bahlil Blak-blakan Alasan Rencana Kenaikan DMO Batu Bara di dalam Atas 25%

Jakarta – Menteri Tenaga dan juga Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan alasan di dalam balik rencana peningkatan porsi kewajiban jualan batu bara untuk kepentingan pada negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) berubah menjadi pada melawan 25% dari ketika ini sebesar 25%.
Bahlil menekankan, rencana ini sejalan dengan proyeksi keperluan batu bara pada pada negeri yang digunakan akan semakin meningkat, seperti untuk permintaan pembangkit listrik PT PLN (Persero), maupun untuk sektor pupuk, semen, lalu lainnya.
Tak belaka itu, menurutnya rencana kenaikan besar DMO batu bara ini juga akan menggerakkan kenaikan nilai batu bara global. Pasalnya, jumlah ekspor batu bara dari Negara Indonesia di lingkungan ekonomi global akan berkurang dengan kenaikan DMO ini.
“Batu bara kita itu sekarang kan total konsumsi untuk nasional PLN itu kan 140 jt sampai 160 jt (ton per tahun). Dan DMO ke depan kita akan prioritaskan untuk industri-industri yang mempengaruhi hidup warga banyak. Apa itu PLN, pupuk, semen,” jelasnya ketika ditemui pada Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Hari Jumat (14/11/2025).
Bahlil menyebut, produksi batu bara nasional yang mana tertuang di Rencana Kerja kemudian Anggaran Biaya (RKAB) nasional terhitung pernah mencapai 900 jt ton per tahun. Hal itu dinilai menghasilkan permintaan serta permintaan global tidak ada seimbang. Hal itu pun turut mengakibatkan penurunan nilai batu bara internasional.
Oleh akibat itu, pemerintah pada waktu ini berada dalam mengevaluasi RKAB tahun depan, salah satunya penurunan target produksi batu bara.
“Nah teman-teman tahu sekarang kan RKAB kita itu kan sampai 900 juta. Akibatnya apa? Supply and demand-nya bukan seimbang,” terangnya.
Dengan kemungkinan penurunan produksi batu bara pada 2026 mendatang, pemerintah wajib memverifikasi suplai domestik masih aman. Karena itu, porsi DMO kemungkinan akan dinaikkan apabila hitung-hitungan keinginan nasional menunjukkan hitungan 25% tiada mencukupi.
“Nah kita akan mengevaluasi RKAB, khususnya pada volume. Karena kita mengevaluasi RKAB, maka DMO yang 25% itu kemungkinan besar kita akan dorong kalau kita hitung keperluan nasional untuk memenuhi semen, kalau PLN dan juga pupuk itu cukup 20%, ya gak ada masalah. Tapi kalau kita masih kurang, kita akan naikkan besar DMO. Itu maksudnya,” jelasnya.
Meski begitu, Bahlil menegaskan bahwa rencana yang dimaksud masih pada tahap kajian juga belum final. Evaluasi dilaksanakan sambil menghitung ulang ukuran produksi di RKAB 2025.
“Mungkin akan dinaikkan lebih besar dari 25%. 2025 dong. Hal ini kita lagi meng-exercise,” tandasnya.
Bahlil mengingatkan bahwa aturan minimal DMO 25% masih berlaku, namun apabila permintaan nasional meningkat, pemerintah akan menambah porsi tersebut.
“Selesaikan DMO-nya dulu, baru ekspor. Ya, minimal 25%. Tapi kalau keinginan nasional kita lebih tinggi ya kita kasih lebih lanjut lagi,” tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral lalu Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menegaskan bahwa rencana kenaikan porsi DMO tak berkaitan dengan penurunan permintaan batu bara di China. Adapun, kebijakan ini lebih tinggi diarahkan pada upaya mempertahankan stabilitas harga.
“Harga kan jeblok sekarang. Supaya harga jual sanggup terangkat lagi,” ujar Tri di dalam Gedung DPR RI, disitir Hari Jumat (14/11/2025).
Di samping itu, Tri menganggap bahwa penurunan produksi juga menjadi salah satu instrumen yang dapat menggerakkan kembali penguatan nilai batu bara yang digunakan sekarang ini sedang tertekan.
“Ya paling enggak, ini kita nggak mengeksploitasi sumber daya alam yang tersebut ugalan-ugalan tapi dikontrol, harganya masih bisa saja bagus, kira-kira begitu,” ujar Tri.
Sejatinya, aturan paling baru mengenai DMO batu bara sebesar 25% dari RKAB tertuang di Peraturan eksekutif (PP) 39 Tahun 2025 yang digunakan merupakan peraturan turunan dari UU No 2 Tahun 2025 tentang Minerba.
Dalam aturan tersebut, pemerintah menegaskan kewajiban pasok bidang minerba ke BUMN yang tersebut menjalankan sektor ketenagalistrikan, energi, pupuk, serta bidang strategis nasional.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil Tetapkan Harga Batu Bara HBA Awal Juli Melejit ke US$107,35/Ton



