OTOMOTIF

Geely Gandeng Voltron Bangun SPKLU: Langkah Vital atau Sekadar Pemanis pada Jaringan Diler Terbatas?

JAKARTA – Raksasa otomotif Geely Auto Indonesia kembali menyebabkan manuver untuk menancapkan kukunya pada bursa kendaraan listrik (EV) nasional. Kali ini, merek mengumumkan kemitraan strategis dengan Voltron untuk memulai pembangunan stasiun pengisian daya (SPKLU) di dalam seluruh jaringan diler mereka. Sebuah langkah yang dalam melawan kertas tampak sebagai komitmen serius, namun di area sisi lain memicu pertanyaan kritis: seberapa signifikan dampaknya?

Di berada dalam persaingan bursa EV yang kian sengit, ketersediaan infrastruktur pengisian daya adalah kunci mutlak untuk merebut hati konsumen. Geely sadar betul akan hal ini. Alih-alih membiarkan pelanggannya kebingungan mencari “colokan”, mereka itu memilih untuk “menjemput bola” dengan menyediakan sarana secara langsung pada halaman diler.

“Dengan hadirnya infrastruktur charging station Voltron dalam jaringan diler resmi kami, pelanggan pada saat ini dapat menikmati pengisian daya yang dimaksud lebih besar praktis serta nyaman, meningkatkan pengalaman kepemilikan kendaraan listrik secara menyeluruh,” ujar Yusuf Anshori, Brand Director Geely Auto Indonesia, pada keterangan resminya.

Geely Gandeng Voltron Bangun SPKLU: Langkah Penting atau Sekadar Pemanis di tempat Jaringan Diler Terbatas?

Namun, dalam balik narasi “kenyamanan” ini, ada sebuah realitas yang perlu dicermati. Saat ini, Geely baru mengoperasikan 6 diler resmi di dalam seluruh Indonesia. Artinya, penambahan SPKLU ini baru akan tersedia pada enam titik. Apakah enam stasiun pengisian daya ini cukup untuk disebut sebagai langkah nyata merancang “ekosistem” berskala nasional?

Pihak Voltron sendiri menyambut kolaborasi ini dengan penuh optimisme. “Kami sangat antusias dapat berkolaborasi dengan Geely Auto Indonesia untuk memperluas jaringan charging station Voltron. Bersama Geely, kami ingin memacu lebih banyak berbagai rakyat beralih ke kendaraan listrik demi masa depan yang mana lebih tinggi hijau,” kata Abdul Rahmah Elly, pimpinan Voltron Indonesia.

Tentu, setiap penambahan infrastruktur adalah kabar baik di upaya mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Namun, langkah Geely ini tambahan terlihat sebagai sebuah keharusan industri ketimbang filantropi lingkungan. Sulit membayangkan konsumen mau membeli mobil listrik apabila merek bahkan bukan dapat mengisi daya dengan mudah di dalam diler tempat mereka membeli.

Kemitraan ini adalah langkah bertahan hidup yang mana cerdas dari Geely. Tapi menyebutnya sebagai kontribusi masif untuk acara percepatan EV nasional kemungkinan besar masih terlalu dini. Hal ini adalah fondasi awal yang mana mutlak diperlukan, tidak sebuah terobosan. Pertanyaan besarnya pada saat ini adalah, seberapa cepat Geely kemudian Voltron mampu berekspansi di tempat luar zona nyaman diler mereka itu sendiri untuk benar-benar mendirikan habitat yang tersebut mampu diandalkan oleh masyarakatluas?

Related Articles

Back to top button