Hasil Studi Pengobatan Baru Penderita Ciri GERD

JAKARTA – Studi baru tentang Fexuprazan, obat baru untuk penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) yang dimaksud dikembangkan pada Korea Selatan oleh Daewoong Pharmaceutical jadipilihan perawatan baru untuk penderita GERD dalam Indonesia.
Fexuprazan merupakan obat generasi terbaru dari golongan P-CAB (Potassium-Competitive Acid Blocker), yang digunakan juga diakui sebagai obat inovatif ke-34 yang mana dikembangkan di tempat Korea. Penyelesaian ini dirancang khusus untuk mengatasi keterbatasan dari obat PPI (Proton Pump Inhibitor) konvensional.
Fexuprazan bekerja dengan cepat pada menekan produksi asam lambung, sehingga pasien dapat merasakan perbaikan gejala sejak tahap awal pengobatan.
Obat ini juga bisa jadi dikonsumsi tanpa terikat waktu makan, sehingga meningkatkan kepatuhan pasien di menjalani terapi. Efikasi klinisnya yang mana tahan lama cukup diberikan satu kali sehari, memberikan kenyamanan dan juga pengendalian gejala yang tersebut konsisten.
Selain itu, Fexuprazan miliki risiko interaksi obat yang mana rendah, menjadikannya pilihan aman bagi pasien yang digunakan juga
mengonsumsi obat lain untuk penyakit penyerta.
Minat terhadap obat P-CAB dalam kalangan dokter Indonesia terus meningkat, mengingat pasien banyak kali membutuhkan peredaan gejala yang tersebut tambahan cepat juga aturan makan yang digunakan lebih besar fleksibel. Dalam konteks ini, Fexuprazan berpotensi besar untuk meningkatkan kenyamanan juga kualitas hidup pasien GERD di dalam Indonesia.
Studi klinis ini dijalankan oleh dokter peneliti Indonesia (dikenal dengan istilah Investigator-Initiated Trial atau IIT) yang tersebut melibatkan 134 pasien GERDmenunjukkan bahwa Fexuprazan mampu mencapai target pengendalian gejala heartburn (rasa terbakar pada dada) di waktu empat minggu, sesuai dengan durasi terapi yang tersebut direkomendasikan di panduan perawatan GERD pada Indonesia, membuktikan efektivitas Fexuprazan di praktik nyata di area lapangan.Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, juga mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18).
Meskipun kedua kelompok (Fexuprazan juga esomeprazole) menunjukkan perbaikan gejala yang dimaksud bermakna pada minggu ke-4 dan juga ke-8, kelompok Fexuprazan lebih tinggi unggul pada meredakan gejala sejak fase awal terapi dan juga memberikan kenyamanan lebih tinggi cepat.erlebihan.”
Keamanan Fexuprazan juga sudah pernah dikonfirmasi di studi ini. Tidak ditemukan perbedaan yang dimaksud signifikan antara Fexuprazan juga esomeprazole pada hal efek samping selama pengobatan. Tidak ada kejadian efek samping serius maupun kematian yang dimaksud dilaporkan selama uji coba berlangsung.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PB PGI) sekaligus peneliti utama studi ini, menyampaikan, “Fexuprazan memberikan peredaan gejala heartburn kemudian refluks lebih tinggi cepat bagi pasien Indonesia. Hal ini akan menjadi pilihan terapi baru yang tersebut bermanfaat bagi penderita GERD di tempat tanah air.”
Studi ini diharapkan dapat menggalang pembaruan panduan terapi GERD nasional kemudian menjadi dasar bagi persetujuan resmi Fexuprazan di tempat pangsa Indonesia.