Badan Energi Negeri Paman Sam Akui Mobil Listrik China Kuasai Pasar Otomotif Global

NEW YORK – Penjualan kendaraan listrik (EV) diperkirakan akan terus bertambah tahun ini meskipun ada ketidakpastian menghadapi kebijakan perdagangan serta tarif baru dari Amerika Serikat, kata Badan Energi Internasional (IEA) di laporan tahunannya yang tersebut dirilis pada hari Rabu.
Dalam laporan tahunannya, IEA memperkirakan satu dari empat mobil yang mana terjual di dalam seluruh dunia tahun ini adalah mobil listrik, didorong oleh biaya operasional yang dimaksud lebih banyak rendah serta peningkatan keterjangkauan.
“Data kami menunjukkan bahwa EV tetap memperlihatkan berada di dalam jalur pertumbuhan yang dimaksud kuat secara global,” kata Direktur Jenderal IEA Fatih Birol.
Ia memperkirakan bahwa pada akhir dekade ini, lebih lanjut dari dua dari lima mobil yang terjual di area seluruh dunia akan menjadi EV.
Tahun lalu, transaksi jual beli EV termasuk hibrida plug-in mencapai lebih lanjut dari 17 jt unit, naik lebih banyak dari 3,5 jt dari tahun 2023. Untuk kuartal pertama tahun 2024 saja, transaksi jual beli global melonjak 35 persen, dengan lebih banyak dari 20 jt unit diharapkan untuk sisa tahun ini.
China tetap saja menjadi pemimpin pada transisi EV, dengan menguasai hampir dua pertiga jualan global serta lebih lanjut dari 70 persen produksi dunia.
IEA menjelaskan bahwa nilai tukar EV di dalam China pada masa kini lebih besar tidak mahal daripada mobil biasa, bahkan tanpa subsidi.
Di sisi lain, pada negara-negara progresif seperti Jerman dan juga Amerika Serikat, biaya EV masih 20 hingga 30 persen lebih banyak mahal daripada mobil bermesin pembakaran biasa.
Di Tiongkok, hampir satu dari dua mobil yang dimaksud terjual pada tahun 2024 akan menjadi EV, naik hampir 40 persen dari tahun lalu.