Cara cegah microsleep ketika berkendara ketika mudik Lebaran 2025

DKI Jakarta (ANTARA) – Mudik Lebaran 2025 menjadi momen yang dinantikan oleh warga Indonesia. Banyak orang berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan Hari Raya dengan keluarga.
Namun, perjalanan mudik banyak kali menempuh jarak yang dimaksud berjauhan kemudian waktu yang lama, sehingga berisiko memunculkan kelelahan bagi pengemudi.
Salah satu bahaya yang mana mengintai adalah microsleep, yaitu kondisi tertidur singkat ketika mengantuk ketika mengemudi yang mana terjadi secara tidak ada sadar juga berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal.
Apa Itu microsleep?
Microsleep merupakan periode tidur singkat yang mana berlangsung kurang dari 30 detik. Menurut Dr. Winnugroho Wiratman, Sp.S., Ph.D., dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), microsleep terjadi ketika hanya saja sebagian kecil otak yang mana masih menerima rangsangan, sementara sebagian lainnya tertidur. Fenomena ini rutin kali tiada disadari oleh pengemudi kemudian dapat berakibat fatal jikalau terjadi ketika berkendara.
Data menunjukkan bahwa sekitar 35% pengemudi mengalami kecelakaan akibat microsleep. Bahkan, apabila jumlah kali microsleep melebihi 50% di kurun waktu empat menit, kemungkinan terjadinya kecelakaan mendekati 100%. Oleh oleh sebab itu itu, memahami cara menghindari microsleep sangat penting, khususnya pada waktu mudik Lebaran di area mana kondisi jalan yang mana padat dan juga waktu tempuh yang digunakan panjang meningkatkan risiko kelelahan.
Faktor faktor microsleep
Microsleep umumnya dipicu oleh dua faktor utama, yaitu:
- Kelelahan: Perjalanan panjang lalu kondisi jalan yang tersebut monoton dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, sehingga meningkatkan risiko microsleep.
- Kurang tidur: Mutu tidur yang mana buruk sebelum perjalanan memproduksi tubuh bukan cukup beristirahat, sehingga mengakibatkan kantuk berlebih pada waktu berkendara.
Beberapa kelompok lebih banyak rentan mengalami microsleep, antara lain:
- Orang dengan gangguan tidur
- Lansia
- Penderita demensia
- Individu dengan cedera kepala
Tanda dan juga gejala microsleep
Agar tambahan waspada, penting untuk mengenali tanda kemudian gejala microsleep pada waktu berkendara. Tanda-tandanya meliputi:
- Tatapan kosong
- Kepala tertunduk tanpa sadar
- Gerakan tubuh yang tersebut tersentak
- Kehilangan ingatan akan aktivitas beberapa menit sebelumnya
Sementara itu, gejala microsleep mencakup:
- Menguap berulang kali
- Sulit menjaga mata tetap memperlihatkan terbuka
- Sering berkedip
- Hilang konsentrasi di waktu singkat
Jika mengalami tanda lalu gejala tersebut, pengemudi disarankan segera berhenti lalu beristirahat sejenak untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Cara mengurangi microsleep saat mudik Lebaran 2025
Untuk menegaskan perjalanan mudik Lebaran tetap saja aman serta nyaman, berikut beberapa cara yang mana bisa saja dilaksanakan untuk menjaga dari microsleep:
- Tidur cukup sebelum perjalanan
Pastikan tidur minimal 7-8 jam sebelum berangkat agar tubuh tetap saja segar kemudian fokus ketika mengemudi. - Istirahat secara teratur
Setiap dua jam sekali, berhenti sejenak pada rest area untuk meregangkan tubuh serta beristirahat selama 15-20 menit. - Ajak teman untuk mengobrol
Berbicara dengan penumpang dapat membantu masih terjaga dan juga menurunkan rasa kantuk. - Konsumsi kafein
Minum kopi atau teh yang tersebut mengandung kafein dapat membantu meningkatkan kewaspadaan selama berkendara. - Dengarkan musik yang tersebut enerjik
Pilih musik dengan irama cepat serta menyenangkan untuk membantu tetap memperlihatkan fokus dan juga terjaga. - Jaga pola makan
Hindari makanan berat atau terlalu banyak karbohidrat sebelum berkendara, oleh sebab itu dapat menyebabkan rasa kantuk. - Gunakan teknik pernapasan
Teknik pernapasan di dapat membantu meningkatkan oksigen ke otak, sehingga menurunkan kantuk. - Hindari penyelenggaraan ponsel ketika berkendara
Fokus pada jalan dan juga hindari distraksi agar bukan mudah kehilangan konsentrasi. - Kenali batas kemampuan diri
Jika merasa sangat mengantuk lalu lelah, sebaiknya hentikan perjalanan sementara kemudian beristirahat.
Keselamatan adalah prioritas utama
Microsleep bukanlah penyakit, tetapi kondisi yang mana dapat dicegah dengan pola hidup sehat kemudian kebiasaan berkendara yang baik. Mudik Lebaran seharusnya menjadi momen yang mana membahagiakan, bukanlah malah menyebabkan kecelakaan akibat kelalaian. Oleh dikarenakan itu, setiap pengemudi diharapkan tambahan peduli terhadap kondisi fisiknya dan juga mengutamakan keselamatan diri dan juga pengguna jalan lainnya.
Jangan memaksakan diri untuk terus berkendara apabila sudah ada merasa lelah. Keselamatan lebih besar penting daripada kecepatan sampai ke tujuan. Selamat mudik Lebaran 2025, semoga perjalanan Anda aman kemudian nyaman!
Baca juga: Kenali "microsleep" pada waktu mengemudi serta cara menyiasatinya
Baca juga: Langkah menepi ke bahu jalan yang benar untuk kurangi risiko celaka
Baca juga: Hutama Karya: Operasi Microsleep mampu tekan hitungan kecelakaan dalam tol