Inggris Hadapi 800 Rudal Rusia, Ancaman Terbesar sejak Perang Dingin

LONDON – Inggris ketika ini menghadapi ancaman Rusia dengan sekitar 800 rudalnya, yang akan menjadi ancaman terbesar sejak Perang Dingin. Itu merupakan analisis Council on Geostrategy.
Menurut laporan lembaga tersebut, London harus meningkatkan kekuatan pertahanan udara serta rudalnya untuk melawan ancaman yang mana terus meningkat dari Moskow, yang bisa jadi membahayakan infrastruktur militer penting.
Analisis William Freer dari Council on Geostrategy menyoroti modernisasi Armada Utara Rusia, yang, meskipun lebih tinggi kecil dari pasukannya dalam era Perang Dingin, sudah meningkatkan kemampuan rudalnya secara signifikan.
Armada yang digunakan terdiri dari 26 kapal selam kemudian 11 kapal konflik permukaan utama itu dapat menghadirkan total 800 rudal yang mampu menyerang daratan Inggris, yang dimaksud mengakibatkan ancaman rudal paling nyata bagi negara NATO yang dimaksud sejak Perang Dingin.
Laporan yang dimaksud menyampaikan peringatan bahwa NATO juga telah dilakukan mengalami pengurangan kemampuan pertahanan Angkatan Laut juga Angkatan Udara, dengan jumlah total fregat Angkatan Laut Kerajaan Inggris menyusut dari 38 pada tahun 1990 menjadi cuma delapan unit ketika ini.
Sementara itu, Angkatan Laut Amerika Serikat sudah pernah sepenuhnya menghentikan fregat yang berfokus pada peperangan antikapal selam, yang mana mengakibatkan kegelisahan tentang kemampuan NATO untuk melawan ancaman rudal Rusia yang digunakan bangkit kembali.
Perlu Strategi Defense yang mana Lebih Cerdas
Laporan yang dimaksud berpendapat bahwa sementara beberapa pihak menganjurkan sistem Perlindungan Udara Bebas kemudian Rudal Terpadu (IAMD) yang dimaksud komprehensif, pendekatan semacam itu akan sangat mahal lalu bukan praktis.
Sebaliknya, laporan yang dimaksud menyerukan strategi yang tersebut terarah kemudian fleksibel.
Ada tiga prioritas utama dari strategi tersebut. Pertama, melindungi infrastruktur militer utama Inggris, yang mana menurut laporan yang dimaksud “saat ini terlalu rentan” serta harus diprioritaskan untuk mempertahankan kekuatan militer Inggris.