Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Kawasan Gaza Tetap Lanjut
Jakarta – Yahya Sinwar salah satu pemimpin Hamas, gugur akibat serangan Israel. Kematiannya dikonfirmasi Tel Aviv. Sedangkan Militer tanah Israel menyatakan telah terjadi membunuh Sinwar pada sebuah operasi militer dalam selatan Jalur Daerah Gaza pada Rabu, 16 Oktober 2024, waktu setempat.
“Setelah menyelesaikan proses identifikasi jenazah, dapat kami konfirmasi bahwa yang dimaksud terbunuh itu adalah Yahya Sinwar,” demikian keterangan militer Israel.
Hamas hingga berita ini dituliskan belum berkomentar perihal kematian Sinwar, namun beberapa jumlah sumber di dalam kelompok bersenjata itu mengindikasikan Sinwar betul telah lama terbunuh pada sebuah operasi militer Israel.
Pembunuhan terhadap Sinwar dianggap sebagai sebuah kesuksesan besar pasca setahun peperangan Gaza. Negara-negar Barat menyampaikan kematiannya sudah pernah menawarkan untuk diakhirinya peperangan Gaza, namun Utama Menteri negeri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan peperangan akan terus berlanjut. Padahal keluarga para sandera pada tanah Israel berharap gencatan senjata bisa saja segera dijalankan agar anggota keluarga merek yang mana masih disandera organisasi Hamas bisa jadi dibebaskan dengan selamat. Pembunuhan terhadap Sinwar belaka meningkatkan kegelisahan nyawa para sandera semakin pada bahaya.
Warga Gaza, yang telah satu tahun tinggal di dalam area dikecamuk perang, sangat yakin konflik Daerah Gaza akan terus berlanjut. Namun merek tetap memperlihatkan berpegang pada harapan menentukan nasib sendiri.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden lewat sambungan telepon memberikan selamat untuk Netanyahu, begitu pula yang mana diadakan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Biden yakin kematian Sinwar sanggup memberikan sebuah kesempatan untuk mengakhiri peperangan Wilayah Gaza kemudian para sandera dibebaskan.
Matthew Miller Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan pihaknya ketika ini ingin memulai pembicaraan tentang proposal untuk mencapai gencatan senjata juga membebaskan para sandera. Sebab Miller menilai Sinwar adalah hambatan pada mengakhiri peperangan ini.
“Hambatan itu sudah ada seharusnya sejak lama disingkirkan. Kami belum sanggup memprediksi apakah pengganti Sinwar mau setuju gencatan senjata, namun setidaknya (kematian Sinwar) sudah pernah menghapuskan hambatan selama beberapa bulan terakhir,” kata Miller, yang dimaksud menyampaikan Sinwar sudah melakukan penutupan pintu bernegosiasi.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Perang Gaza, Pertumbuhan Bisnis Starbucks Indonesia Perlahan Membaik
Ikuti berita terkini dari Tempo.co pada Google News, klik di sini