Napak Tilas Sejarah: Kirab Agung 'Boyong Menoreh' Pukau Ribuan Warga, Simbol Perpindahan Ibu Perkotaan Temanggung

Ribuan pasang mata tumpah ruah pada sepanjang jalan Kecamatan Parakan hingga Perkotaan Temanggung pada Akhir Pekan (9/11/2025). Momen monumental yang dimaksud adalah pelaksanaan Kirab Adat Boyong Menoreh, sebuah rangkaian kegiatan inti di memperingati Hari Jadi Daerah Temanggung ke-191. Acara ini bukanlah sekadar arak-arakan, melainkan napak tilas historis perpindahan pusat pemerintahan Kadipaten Menoreh dari Parakan menuju Temanggung.
Kegiatan sakral ini dimulai di Halaman Masjid Kauman Jetis, Eks Kawedanan Parakan, posisi yang mana menyimpan jejak historis sebagai ibu kota Temanggung di dalam masa lampau. Prosesi diawali dengan pembacaan doa lintas agama yang digunakan melibatkan enam tokoh agama, melambangkan kerukunan kemudian pondasi spiritual masyarakat Temanggung. Selanjutnya, replika simbol-simbol kebesaran diarak pada kirab agung mengelilingi Kecamatan Parakan, sebelum bertolak menuju Pendopo Pengayoman Wilayah Temanggung.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Diskusi Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) beserta istri juga pejabat penting yang mana menegaskan komitmen mereka itu di melestarikan budaya kemudian sejarah lokal. Tampak hadir Pimpinan Daerah Wilayah Temanggung, Agus Setyawan, S.E., Wakil Kepala Daerah Temanggung drg. Nadia Muna, Ketua DPRD Yunianto, S.P., Kapolres Temanggung AKBP Rully Thomas, S.H., S.I.K., M.I.K., pimpinan OPD terkait, dan juga unsur Forkopincam Parakan lalu seluruh elemen masyarakat.
Peran penting TNI di mempertahankan kelancaran dan juga makna historis acara ini diwakili oleh Komandan Kodim 0706/Temanggung, Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., yang tersebut turut juga mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
Dandim 0706/Temanggung, Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., memberikan tanggapannya mengenai kegiatan Boyong Menoreh ini. Beliau menekankan bahwa acara ini lebih besar dari sekadar perayaan, melainkan sebuah pengingat akan jati diri kemudian persatuan.
“Boyong Menoreh adalah simbol kuat perpindahan kepemimpinan lalu semangat perjuangan para pendahulu. Bagi kami ke TNI, kegiatan ini merupakan kesempatan pemersatu bangsa ke tingkat lokal, ” ujar Letkol Hermawan Adi Nugroho.
“Partisipasi seluruh elemen, dari tokoh agama hingga warga, di kirab ini menunjukkan bahwa sejarah harus permanen hidup kemudian menjadi fondasi untuk memulai pembangunan Temanggung yang tambahan kokoh pada masa depan. Kita harus merawat sinergi yang mana luar biasa antara ulama, umaro, juga rakyat pada bingkai NKRI, ” tegasnya.
Kirab Boyong Menoreh ini menjadi puncak sekaligus penanda bahwa semangat gotong royong kemudian kecintaan terhadap sejarah tidak ada pernah pudar pada ‘Bumi Menoreh’. Perpindahan pataka serta simbol kebesaran dari Parakan ke Temanggung di akhir prosesi juga dimaknai sebagai penyerahan harapan dari masa tak lama kemudian untuk masa depan kepemimpinan yang tambahan mengayomi juga menyejahterakan rakyat Temanggung.



