OLAHRAGA

Pembangkit Batu Bara Masih Jadi ‘Raja’ di dalam RI, Hal ini Buktinya

Jakarta – Kementerian Daya serta Informan Daya Mineral (ESDM) mencatat peran batu bara masih sangat tinggi, khususnya untuk melindungi keandalan kelistrikan nasional. Terbukti, hingga Oktober 2025, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara masih merajai sumber ketenagalistrikan pada negeri.

Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Tri Winarno mengungkapkan sejumlah 66,52% produksi listrik nasional masih didorong oleh PLTU batu bara.

“Hingga Oktober 2025 produksi listrik PLN lalu IPP telah lama mencapai 290 TWh serta dari total yang disebutkan 193,22 Twh atau 66,52% bersumber dari batu bara,” beber Tri pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI, Jakarta, disitir Hari Jumat (14/11/2025).

Meskipun pembangkit batu bara masih mendominasi kelistrikan di Indonesia, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan peran Energi Baru Terbarukan. Sampai pada Oktober 2025, porsi bauran EBT nasional mencapai 14,4%.

“Kontribusi batu bara relatif permanen mencerminkan peran besar baseload yang mana selama ini menjadi penopang pasokan listrik nasional,” imbuhnya.

Adapun, proyeksi produksi listrik hingga akhir 2025 diperkirakan mencapai 354 TWh dengan porsi batu bara pada kisaran 66,54%. Artinya, meskipun keinginan energi meningkat juga EBT bertumbuh, bangunan bauran energi RI masih dikendalikan oleh batu bara.

“Produksi listrik pada tahun 2025 diproyeksikan akan terus meningkat dibandingkan dengan tahun 2024,” katanya.

Meski demikian, untuk menggantikan peran PLTU batu bara, Tanah Air mulai ketika ini memanfaatkan sumber Daya Baru Terbarukan (EBT). Upaya yang disebutkan juga sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

Asal tahu saja, pada RUPTL 2025-2034 tercatat rencana total penambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 Giga Watt (GW) sampai 2034, sebesar 42,6 GW atau 61% akan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT, serta 10,3 GW atau 15% dari sistem penyimpanan (storage).

Adapun, dari seluruh jenis pembangkit EBT, sumber energi surya memiliki porsi yang tersebut cukup besar yakni 17,1 GW. Kemudian, disusul oleh Air sebesar 11,7 GW, Angin sebesar 7,2 GW, Panas bumi sebesar 5,2 GW, Bioenergi sebesar 0,9 GW, kemudian Nuklir sebesar 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW lalu akumulator 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW lalu batu bara 6,3 GW.

(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC] Next Article Permintaan Batu Bara Planet Mencapai Puncak, RI Mendominasi!

Related Articles

Back to top button