Jakarta – Buah semangka sanggup kita temui di wilayah dengan iklim tropis kemudian subtropis. Namun bagaimana jikalau ditanam di wilayah yang digunakan sangat dingin hingga minus 89,2 derajat Celcius seperti Antartika?
Sebuah penelitian beberapa tahun setelah itu dari Russian Antarctic Expedition of the Arctic and Antarctic Research Institute (AARI), bersatu Agrophysical Research Institute serta Institute of Biomedical Problems of the Russian Academy of Sciences mencoba menginvestasikan dalam wilayah paling dingin di muka Bumi.
Mereka mencoba menanamnya di sebuah rumah kaca dalam stasiun Vostok. Cara ini akan meningkatkan suhu serta kelembapan udara, jadi akan menimbulkan semangka bisa saja bertumbuh dengan baik.
Dua varietas yang digunakan telah dilakukan matang sebelumnya dipilih untuk percobaan ini. Alasannya karena bisa beradaptasi pada tekanan atmosfer rendah kemudian oksigen yang tersebut sedikit di rumah kaca.
Benih semangka ditanamkan pada lapisan tipis ganti tanah. Para peneliti juga menyebabkan cahaya khusus yang dimaksud mirip sinar matahari juga menciptakan penyerbukan perwakilan tugas serangga.
Mengutip Live Science, hasilnya menggembirakan karena semangka berkembang dengan baik. Butuh 103 hari hingga buah itu matang dan juga memunculkan buah yang manis.
Russian Geographical Society menuliskan semangka yang digunakan meningkat mempunyai berat sekitar 1 kilogram kemudian diameter mencapai 13 cm.
Hasil ini jelas menciptakan senang para ilmuwan yang dimaksud tinggal di dalam wilayah tersebut. Membuat merekan bisa jadi mengingat cita rasa musim panas di dalam tempat paling dingin ke muka Bumi, ungkap kepala ahli geofisika AARI, Andrei Teplyakov.
Stasiun Vostok telah dilakukan mencoba menyumbangkan beberapa hasil tanam lain sebelum semangka. Misalnya pada 2020, merekan menginvestasikan dill, basil, peterseli, aurgula, kemudian kubis.
Para peneliti juga telah punya daftar buah lain yang digunakan siap ditanam, diantaranya blackberry, blueberry, serta stroberi.
