PT MHU sambut delegasi IKI-JET tinjau area pascatambang

Ibukota – PT Multi Harapan Utama (PT MHU) bagian dari MMS Group Negara Indonesia (MMSGI) menerima kunjungan delegasi International Climate Initiative-Just Energy Transition (IKI-JET) di Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Delegasi IKI-JET meninjau segera kawasan pascatambang MHU dalam Desa Jonggon Jaya, yang digunakan dulunya merupakan area tambang serta sekarang bertransformasi berubah menjadi pusat agroindustri, edukasi, kemudian pembaharuan komunitas lokal.
Kepala Teknik Tambang MHU Aris Subagyo pada penjelasan resmi dalam Jakarta, Senin, menyatakan transisi energi adil bukanlah semata-mata tentang beralih dari fosil ke energi baru, namun juga tentang menyimpan hidup juga memberdayakan masyarakat.
“Keberhasilan transisi diukur dari seberapa sejumlah keberadaan yang dimaksud dapat kita bangun kembali dalam sepanjang prosesnya,” ujar Aris.
Kunjungan IKI–JET diinisiasi oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), yang tersebut menghadirkan 40 partisipan dari sembilan negara, di antaranya Chile, Kolombia, Mongolia, Afrika Selatan, Thailand, Vietnam, India, Kazakhstan dan juga Indonesia.
Selain itu, juga terdapat perwakilan dari Kementerian Daya serta Narasumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Koordinator Area Perekonomian, dan juga Bappenas.
Aris mengungkapkan perseroan menyadari bahwa transisi energi yang dimaksud adil bukan sanggup dilepaskan dari dampak perekonomian lokal akibat berakhirnya aktivitas tambang (economic displacement).
Sehingga, perseroan menjalankan berubah-ubah acara Corporate Social Responsibility (CSR) dan Proyek Pemberdayaan Warga (PPM) yang mana disusun berdasarkan pemetaan sosial, sehingga sesuai dengan kemungkinan rakyat setempat.
“Program-program yang dimaksud melibatkan beragam pemangku kepentingan, mulai dari masyarakat, UMKM, koperasi, BUMDes, lembaga pendidikan, hingga pemerintah wilayah untuk melakukan konfirmasi keberlanjutan dampaknya,” ujar Aris.
Sementara itu, Perwakilan GIZ Indonesia/ASEAN Ade Cahyat memandang keberhasilan MHU di mengintegrasikan praktik keberlanjutan pada kawasan pascatambang sebagai contoh perusahaan tambang di dalam Indonesi dapat berkontribusi segera pada jadwal transisi energi berkeadilan.
“Program pascatambang MHU menawarkan pelajaran berharga tentang satu contoh inisiatif perusahaan tambang batu bara melakukan rehabilitasi lahannya dan juga memberdayakan penduduk lokal serta warga adat, dan juga membantu mendiversifikasi sektor ekonomi dia dalam luar batu bara secara inklusif,” ujar Ade.
Salah satu contoh sukses yaitu BUMDes Sungai Payang, yang dimaksud saat ini bertambah bermetamorfosis menjadi BUMDes dengan pemasukan Rp19 miliar pada tahun 2024, juga berhasil menciptakan 200 lapangan kerja di antaranya kaum perempuan “single parent” lalu kurang mampu.
BUMDes yang disebutkan berprogres menjadi badan bidang usaha B2B di dalam sektor logistik, katering, serta konstruksi, juga mulai mempunyai kegiatan CSR secara mandiri sejak 2020.
Selain itu, PT MHU melakukan pemberdayaan perempuan adat Dayak Kenyah pada Desa Lung Anai, yang mana dikelola oleh 12 perempuan adat di pengembangan proses pengolahan lebih lanjut biji kakao dengan bimbingan dari BUMDes Ba Waqna, serta menciptakan produk-produk olahan cokelat melalui Rumah Cokelat Lung Anai.
Program itu menjadi salah satu model kegiatan bisnis pertama ke Indonesia, yang mana hasil cokelat diberikan merek lalu diproduksi secara langsung oleh rakyat adat.
Kemudian, melalui kolaborasi antara MMSGI, PT Bramasta Sakti, serta Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda), diwujudkan kajian akademis juga penyusunan white paper tentang perubahan fundamental lahan pascatambang berubah menjadi agroindustri berbasis kemungkinan lokal.
Kajian itu mencakup riset di dalam bidang pertanian juga ekonomi, satu di antaranya analisis lingkungan ekonomi serta pelibatan masyarakat, dengan salah satu hasil adalah pengembangan pupuk organik “Biomasta”, yang mampu meningkatkan parameter kesuburan tanah bekas tambang.
Lebih lanjut, MMSGI serta Politani Samarinda melakukan penelitian terkait dampak pupuk organik “Biomasta” yang tersebut dibuat dari kotoran sapi pada Jayatama Miniranch untuk digunakan pada budidaya sereh wangi pada lahan pasca tambang MHU di dalam area PT Bramasta Sakti.
Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya perseroan mengupayakan terciptanya sektor ekonomi sirkular ke wilayah pascatambang.