OLAHRAGA

8 Kesamaan Ibrahim Traore dengan Muammar Gaddafi yang dimaksud Ditakuti Barat

OUAGADOUGOU – Ibrahim Traoré juga Muammar Gaddafi muncul dari konteks sosial-politik Afrika yang tersebut sedang bergejolak. Keduanya naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta militer, dengan mengusung program besar: membebaskan rakyat mereka itu dari cengkeraman pengaruh asing, menguatkan kedaulatan nasional, dan juga menata ulang struktur sosial dan juga sektor ekonomi negara.

Meski berasal dari latar waktu lalu negara yang digunakan berbeda, Traoré dari Burkina Faso (2022–sekarang) dan juga Gaddafi dari Libya (1969–2011), mereka itu menunjukkan sebagian kesamaan mencolok yang mana mengingatkan dunia pada pola kepemimpinan yang digunakan menentang status quo global.

8 Kesamaan Ibrahim Traore dengan Muammar Gaddafi yang mana Ditakuti Barat

Pemimpin LibyaMuammar Gaddafi

Kedua tokoh ini juga sama-sama menyulut kekaguman serta kontroversi. Di satu sisi, mereka dipuji oleh sebagian rakyat kemudian pendukung anti-imperialisme akibat keberanian kemudian sikap berani dia terhadap Barat.

Di sisi lain, keduanya juga dikritik oleh sebab itu peluang otoritarianisme dan juga kebijakan keras terhadap oposisi.

Kesamaan Kedua Pemimpin

Dengan latar ini, mari kita telaah lebih lanjut di poin-poin kesamaan antara Ibrahim Traoré lalu Muammar Gaddafi.

1. Anti-Kolonialisme lalu Sentimen Anti-Barat

Baik Traoré maupun Gaddafi sama-sama dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme modern yang masih melekat di bentuk dominasi ekonomi, politik, kemudian militer oleh negara-negara Barat.

Gaddafi menentang keras campur tangan Amerika Serikat juga Eropa di urusan Timur Tengah dan juga Afrika, dan juga memacu pengusiran pangkalan militer asing dari Libya.

Ia juga menjadi pendukung aksi pembebasan di area seluruh benua, termasuk ANC pada Afrika Selatan lalu pergerakan kemerdekaan di tempat Chad dan juga Eritrea.

Traoré, sebagai pemimpin muda Burkina Faso, mengambil sikap mirip terhadap Prancis, yang digunakan secara historis adalah penjajah negaranya.

Ia memutuskan kerja sebanding militer dengan Prancis lalu mengganti dukungan asingnya ke Rusia serta negara-negara Afrika lainnya.

Dalam setiap pidatonya, ia mengangkat pentingnya kedaulatan sejati Afrika dan juga menolak “neo-kolonialisme”, kekuasaan terselubung yang dimaksud menurutnya masih mengatur negara-negara Afrika melalui utang, militer, juga korporasi asing.

2. Pan-Afrikanisme sebagai Visi Politik

Gaddafi menjadikan pan-Afrikanisme sebagai salah satu dasar ideologi politiknya. Ia mengusulkan pembentukan “United States of Africa”, konfederasi negara-negara Afrika yang bersatu secara kebijakan pemerintah serta ekonomi.

Ia juga mencetuskan ide mata uang tunggal Afrika berbasis emas dan juga menyerukan penghapusan ketergantungan Afrika terhadap lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF serta World Bank.

Traoré, meskipun belum seluas Gaddafi di menyusun struktur pan-Afrika formal, menunjukkan gejala yang tersebut sama: memulai pembangunan aliansi dengan pemimpin junta militer Mali lalu Niger, juga menyerukan blok militer lalu dunia usaha baru dalam wilayah Sahel yang terbebas dari kontrol negara-negara Barat.

Ia juga menggunakan simbolisme Afrika pada retorikanya, dan juga menyerukan solidaritas antarnegara di area kawasan yang digunakan terkena dampak konflik kemudian intervensi asing.

3. Naik Lewat Kudeta Militer yang mana Dipopulerkan sebagai “Revolusi Rakyat”

Gaddafi merebut kekuasaan di area Libya melalui kudeta terhadap Raja Idris I pada tahun 1969, yang digunakan ia sebut sebagai revolusi rakyat untuk membebaskan Libya dari sistem monarki yang korup lalu tunduk pada Barat.

Ia membentuk pemerintahan baru dengan ideologi yang diklaim berdasarkan sosialisme Islam dan juga demokrasi rakyat, meskipun di praktiknya kekuasaan sangat tersentralisasi pada dirinya.

Traoré naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta militer pada 2022, menggulingkan Presiden Paul-Henri Damiba.

Related Articles

Back to top button